PMII Unas Sowan ke Deklarator Murnajati Bahas Independensi
NU Online · Sabtu, 25 Juli 2015 | 06:03 WIB
Jakarta, NU Online
Beberapa kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Nasional mengadakan pertemuan dengan salah satu deklarator Independensi Murnajati, Profesor Umar Basalim pada Jumat (24/7) sore kemarin. <>
Pertemuan yang membahas isu masuknya PMII menjadi badan otonom NU tersebut juga merupakan rangkaian silaturahim Idul Fitri.
"Pertemuan ini juga dalam rangka momen lebaran, kita silaturahim dengan orang tua kita yang juga mantan rektor Unas Prof Umar. Beliau juga merupakan pelaku sejarah Deklarasi independensi Murnajati," kata Satria Permana, Ketua Komisariat PMII UNAS.
Dalam agenda itu, Prof Umar menceritakan konstelasi saat deklarasi tahun 1972 tersebut.
"Saat itu tentu beda dengan sekarang, dimana kita masih melihat NU sebagai partai yang mempunyai banyak kepentingan," ungkap mantan Sekretaris Jenderal MPR RI itu.
Sementara itu, perwakilan IKA PMII Unas Don Gusti Rao mengungkapkan pentingnya pertemuan ini dalam rangka konsolidasi internal PMII Unas dan DKI Jakarta.
"Silaturahim ini begitu penting mengingat akan dibahasnya PMII menjadi banom NU pada muktamar di Jombang Agustus nanti. Dan Prof Ubas adalah deklarator yang harus kita dengar pendapatnya secara objektif," tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa apapun keputusannya saat muktamar nanti, kader PMII harus tetap legowo.
"Soal keputusannya ya harus legowo, apapun itu. Meski secara pribadi saya menolak. Adanya pro kontra hal yang lumrah," tutup bendahara umum PKC PMII DKI Jakarta tersebut. (Red: Anam)
Terpopuler
1
PMII Jakarta Timur Tuntut Keadilan Usai Kadernya Tertembak Peluru Karet hingga Tembus Dada
2
Demo Agustus 2025: Alarm Keras Suara Rakyat
3
Kapolda Metro Jaya Diteriaki Pembunuh oleh Ojol yang Hadir di Pemakaman Affan Kurniawan
4
PBNU Bersama 15 Ormas Islam Serukan Masyarakat Tenang dan Menahan Diri di Tengah Memanasnya Situasi
5
Khutbah Jumat: Kritik Santun, Cermin Cinta Tanah Air dalam Islam
6
Instruksi Kapolri soal Tembak di Tempat Dinilai Berbahaya, Negara Harus Lakukan Evaluasi
Terkini
Lihat Semua