Daerah

PMII: Penjabat Jangan Terpengaruh Masalah Sepele

NU Online  ·  Jumat, 1 Mei 2009 | 07:27 WIB

Cilegon NU Online
Puluhan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Front Aksi Mahasiswa (FAM) Cilegon, Kamis (30/4), menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD Cilegon.

Dalam aksinya, mahasiswa menyerukan kepada penguasa dan oposisi bisa menahan diri dengan tidak saling memprovokasi masyarakat dengan isu-isu kasus korupsi.<>

Aksi para mahasiswa ini diawali dari Kawasan Simpang Tiga Cilegon. Mereka kemudian bergerak dengan berjalan kaki menuju Gedung DPRD Cilegon sambil berorasi dan membagi-bagikan selebaran kepada pengguna jalan. Aksi ini pun mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Polres Cilegon serta personil Satpol PP yang berjaga-jaga di pintu masuk Gedung DPRD Cilegon dan Kantor Walikota yang berada berseberangan dengan gedung wakil rakyat tersebut.

Korlap aksi Aji Fathkhul Madjid mengaku prihatin melihat kondisi Cilegon saat ini yang banyak didera masalah serius yang dapat menimbulkan konflik horizontal antarmasyarakat.

"Agar masalah ini tidak berlarut-larut, kami harap aparat penegak hukum bisa bersikap tegas dan segera mengusut tuntas seluruh kasus-kasus korupsi tanpa pandang bulu. Sebab, jika konflik tersebut dibiarkan maka iklim demokrasi bisa terciderai," papar Aji kepada NU Online.

Untuk menjaga kondusivitas masyarakat Cilegon, pihaknya memberi harga mati kepada koruptor agar dihukum seberat-beratnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karenanya, supremasi hukum harus benar-benar ditegakkan dan dijunjung tinggi di Banten.

Ditambahkan Ketua PMII Cilegon Indra Rusdiana. Unjuk rasa yang mengatasnamakan Koalisi Pergerakan Kota Cilegon ini, merupakan aksi moral untuk mereda perselisihan antara dua kubu yang saling menghujat.

"Aksi ini tidak ada muatan politis sedikit pun atau mendukung salah satu kubu. Semua kasus-kasus korupsi dan lainnya yang dapat merugikan negara serta masyarakat, harus dituntaskan. Sebagai mahasiswa yang notabene generasi penerus bangsa, kami harus netral dan obyektif dalam memandang proses pembangunan." (zen)