Daerah

PMII Padang Tahlilan dan Yasinan Buat Gus Dur

NU Online  ·  Sabtu, 2 Januari 2010 | 09:21 WIB

Padang, NU Online
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Madang menyelenggarakan tahlilan, yasinan dan doa untuk KH Abdurrahman Wahid yang wafat Rabu (30/12/2009). Kegiatan berlangsung Jumat (1/1/2010) malam di sekretariat PC PMII Padang di kawasan Lubuk Lintah.

Tahlilan, Yasinan dan doa dipimpin Ketua I PC PMII Padang Edison. Menurut Sekretaris PC PMII Padang Muntasir, tahlilan dan Yasinan diselenggarakan bersamaan dengan penyambutan tahun baru 2010. ” Tahlilan dan Yasinan diselenggarakan sebagai bentuk ikut berduka citanya PMII Padang atas kepergian Gus Dur selama-lamanya,” kata Muntasir.<>

Usai tahlilan dan Yasinan, digelar diskusi panel dengan menampilkan Mabincab PMII Kota Padang Bagindo Armaidi Tanjung dengan topik ’Gus Dur : Bapak Bangsa Indonesia Yang Pergi Selamanya’. ”Ketokohan Gus Dur semakin amat jelas di suasana wafat hingga pemakaman di Ponpes Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Berbagai tokoh dari latar belakangan agama, suku, ras, dan golongan hadir melayat,” kata Armaidi Tanjung yang juga Kontributor NU Online di Padang.

Bisa dilihat, kata Armaidi Tanjung, tokoh dan umat dari berbagai  agama yang ada di Indonesia  menyatakan dukanya. Mereka berdoa menurut keyakinannya masing-masing untuk keselamatan Gus Dur yang sudah wafat. Begitu pula komentar dari berbagai tokoh terhadap Gus Dur  terus mengalir. Ungkapan kekaguman dan penghormatan terlontar terhadap Gus Dur yang memperlihatkan ketokohan Gus Dur yang sepanjang hidupnya konsisten membela kebenaran, sekalipun untuk memperjuangkan kebenaran Gus Dur harus dicacimaki dan disakiti.

”Bagi Gus Dur, untuk mengungkapkan kebenaran pikiran dan gagasannya, tidak peduli ada pihak yang merasa dirugikan. Sekalipun yang dirugikan tersebut adalah dari kelompok Gus Dur sendiri, semisalnya NU maupun PKB, toh Gus Dur tetap memperjuangkannya,” kata Armaidi Tanjung.

Sekretaris PMII Padang Muntasir mengajak kader PMII  untuk terus meneladani sosok Gus Dur. Sekalipun Gus Dur sudah pergi untuk selamanya, namun kader PMII akan tetap bisa membaca pikiran dan gagasan besar Gus Dur melalui tulisan dan buah pikirannya yang sudah tersebar di berbagai buku. Baik ditulis langsung oleh Gus Dur, maupun yang ditulis orang lain. ”Salah satu upaya mengetahui gagasan Gus Dur adalah melalui diskusi seperti ini. Ke depan masing-masing kader PMII diminta untuk lebih mengetahui pikiran Gus Dur tersebut,” kata Muntasir. (arm)