Daerah

PMII Kota Mataram Gelar Aksi Refleksi Hari Lahir Pancasila

Sab, 2 Juni 2018 | 01:00 WIB

PMII Kota Mataram Gelar Aksi Refleksi Hari Lahir Pancasila

PMII Mataram NTB gelar aksi

Mataram, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Mataram kembali gelar aksi dalam rangka refleksi hari lahirnya pancasila. Puluhan masa PMII melakukan aksi damai dalam rangka refleksi hari lahir panca sila. Titik kumpul dimulai dari kampus satu Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram dengan rute yang di tempuh yaitu Perempatan BI dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nusa tenggara barat. Jumat (1/6).

Koordinator lapangan (Korlap) Herman mengatakan, dalam hal Pancasila, PMII Kota Mataram sepenuhnya mendukung dan memegang erat nilai dan norma Pancasila yang sudah final. Butir-butir ba'it yang terkandung di dalam Pancasila tentunya sama sekali tidak menentang nilai keagamaan, karena Pancasila merupakan bagian penting dari amal syar'i (Agama).

"Belakangan ini telah kita ketahui bersama, bahwa penguatan Khilafah (negara berasas Islam) yang diemban eks Hizbut Tahrir Indonesia, menggema di seluruh penjuru Indonesia, yang sama sekali mengkafirkan Pancasila. Radikalisme dan aksi teror bom yang keji dipandang mata dunia, menghilangkan puluhan korban serta nyawa melayang," ujarnya dalam orasi. 

Namun sangat disayangkan, lanjutnya, ada oknum Partai Politik, menyatakan bahwa aksi teror bom yang terjadi ialah bentuk politisasi yang berimbas pada pilpres 2019. Yakin dan sadar, bahwa pernyataan ini adalah bentuk provokasi yang memungkinkan perpecahan antar umat beragama, berbangsa, bernegara, di tanah Pertiwi.

"PMII Kota Mataram, sangat mengecam keras dan mengutuk semua aktor dalang dari radikalisme dan aksi teror bom, untuk segera dipenjarakan. Pecat oknum Partai Politik yang menyelaraskan aksi teror bom dengan Pilpres 2019," Tandas Herman. 

Dalam orasinya, PMII menuntut pertama, Pancasila Jaya, NKRI Harga Mati, Radikalisme Musnahkan, Terorisme Hancurkan, Khilafah Binasakan. Kedua, Mendesak kepada seluruh kader partai politik agar memberikan statement yang kontraproduktif terhadap situasi nasional pasca peledakan bom di Surabaya
 
"Ketiga, agar PKS dapat memberikan penjelasan adanya politisasi dan settingan terhadap kejadian bom di Surabaya," pintanya.

Keempat, mendesak dan mengajak seluruh rakyat untuk menolak politik bertopeng agama dan paham radikalisme yang menjadi pemicu lahirnya kejahatan terorisme. Kelima, mendesak kepada DPP PKS untuk memecat para kader PKS yang menganggap kasus teroris adalah rekayasa.

Selanjutnya kelima, mendukung pihak keamanan TNI Polri untuk bertindak tegas serta mengusut tuntas terhadap rentetan kasus terorisme yang terjadi di Indonesia khususnya di Nusa Tenggara Barat, libas tuntas  terorisme dan radikalisme di Indonesia. Keenam, bubarkan parpol pendukung terorisme dan radikalisme di Indonesia, dan ketujuh, mendukung UU Terorisme dan Radikalisme di Indonesia (Hadi/Muiz)