Daerah

PMII Kembali Aksi Menuntut Kepala Satpol PP Diproses Hukum

NU Online  ·  Rabu, 2 November 2011 | 22:23 WIB

Pandeglang, NU Online
Ratusan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pandeglang, mendatangi kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pandeglang di Jalan Mayor Widagdo, Rabu (2/11) sekira pukul 10.20 WIB.
 
Para aktivis PMII melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk solidaritas atas insiden pemukulan terhadap seorang pengunjuk rasa oleh oknum Satpol PP berinisial AN, Jumat  (28/10) lalu. PMII Cabang Pandeglang menuntut agar oknum Satpol PP tersebut diproses secara hukum, karena telah melakukan tindak penganiayaan terhadap mahasiswa.<>
 
“Penjarakan oknum Satpol PP, dan berhentikan Kepala Satpol PP karena tidak becus membina anggotanya. Satpol PP atau kami biasa menyebutnya ‘Polisi Plastik’ adalah preman kampung yang hanya mengandalkan otot, bukan otak,” tegas koordinator lapangan aksi, Edi Santoso dalam orasinya.
 
Suasana memanas ketika mahasiswa mencoba merangsek barisan blokade petugas polisi dari Polres Pandeglang. Aksi saling dorongpun tidak bisa dihindari. Para mahasiswa melempari polisi dan kantor Satpol PP dengan air kemasan. Kericuhan semakin menjadi ketika puluhan mahasiswa berhasil menerobos blokde polisi dengan memanjat pagar kantor Satpol PP.

Sempat terjadi aksi kejar-kejaran saat mahasiswa berhasil masuk ke halaman kantor Satpol PP dan mecoba mencari pelaku pemukulan. Namun beberapa saat kemudian polisi berhasil meredam aksi, dan para mahasiswa kembali berunjuk rasa dengan tertib.
 
“Kami menuntut kepada pihak kepolisian agar menyelesaikan insiden pemukulan oleh oknum Satpol PP dan segera membawa kasusnya ke ranah hukum. Bila hukum sudah tidak bisa mengadili pelaku, biarkan kami yang menghukumnya,” kata aktivis PMII, Nival Openg disela-sela aksi unjuk rasa.
 
Para mahasiswa sempat melakukan aksi bakar ban bekas sebagai simbol perlawanan terhadap kebrutalan oknum Satpol PP. Setelah puas menyampaikan aspirasi, mahasiswa melanjutkan aksinyadi Pendopo Kabupaten Pandeglang.
 
Di gerbang pendopo, mahasiswa kembali melakukan aksi unjuk rasa dan berhasil masuk ke halaman pendopo untuk menemui Bupati Erwan Kurtubi. Mahasiswa masih mengkritisi kegagalan kepemimpinan Bupati Erwan dalam membangun Kabupaten Pandeglang.
 
“Selama 237 hari masa kepemimpinan Erwan, ternyata Pandeglang makin terbelakang. Bupati Erwan tidak tegas dan kebijakannya dikendalikan oleh orang terdekatnya dan sibuk memperkaya keluarganya. Kalau memang sudah tidak mampu memimpin Pandeglang, kami meminta Erwan segera mundur dari jabatannya,” kata Saepullah, akvitis lainnya.
 
Dalam orasinya mahasiswa meminta Bupati Erwan keluar untuk menemui dan memberikan penjelasan kepada para pengunjuk rasa. Selain itu mahasiswa meminta Bupati Erwan segera memberhentikan Kasatpol PP Kabupaten Pandeglang. “Kami mencoba membedah kasus disclaimer ini, ternyata terdapat kebusukan-kebusukan yang diakukan oleh sejumlah SKPD. PMII akan terus mengawal kasus-kasus yang terjadi di Kabupaten Pandeglang,” kata Openg.

Sementara ditemui terpisah Kasatpol PP Kabupaten Pandeglang, Mustandri mengatakan, aksi unjuk rasa adalah hak setiap orang dan hal itu dijadikan sebagai bahan intropeksi dan kontrol intern Satpol PP. “Saya memohon maaf kepada para aktivis PMII atas insiden pemukulan yang dilakukan oleh anggota Satpol PP, dan kini pelaku pemukulan sudah diberikan sanksi administrasi,” tandasnya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Candra Zaini