Daerah

PMII Ingatkan Jokowi, Kartu Sakti Harus Tepat Sasaran

NU Online  ·  Ahad, 23 November 2014 | 18:06 WIB

Bojonegoro, NU Online
Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Giri Bojonegoro, Ahad (23/11), mengingatkan Presiden Joko Widodo agar Kartu Sakti yang diprogramkan pemerintah diberikan kepada warga yang benar-benar tidak mampu.
<>
“Bukan yang mengaku miskin. Data yang digunakan, tambahnya, juga mesti benar-benar valid dan terbaru, bukan data 10 tahun yang lalu,” kata Ketua PK PMII STAI Sunan Giri Bojonegoro Eko Saputro di sela-sela aksi di jalan bersama rekan-rekannya.

Selain itu dengan dana hasil pengurangan subsidi tersebut, Presiden juga janji untuk membangun berbagai infrastruktur di seluruh penjuru Indonesia. "Kami berharap janji itu benar-benar terwujud, bukan PHP (pemberi harapan palsu) dan bukan hanya untuk meredam kegundahan rakyat," tandasnya.

Ditambahkan, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta mengawal kebijakan ini dan untuk warga yang kaya, jangan merasa miskin hanya untuk mendapatkan kartu sakti. "Karena jika yang kaya mengaku miskin, berarti kalian adalah bagian dari koruptor busuk di negeri ini," tuturnya.

Puluhan aktivis PK PMII STAI Sunan Giri melakukan aksi dorong sepeda motor sebagai bentuk protes terhadap kenaikan BBM. Mereka memulai aksinya dari kampus STAI Sunan Giri Bojonegoro, Jalan A. Yani, dengan berjalan kaki sambil mendorong sepeda motornya menuju ke pertigaan terminal Rajekwesi. Selanjutnya para aktivis dengan membawa bendera menuju perempatan Banjarejo untuk berorasi.

Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. Demo yang berlangsug tertib itu juga membuat para pengguna jalan sedikit terganggu. Pasalnya, para mahasiswa yang turun jalan melakukan aksinya di jalur-jalur yang sering dipadati pengguna jalan. (M. Yazid/Mahbib)