PMII Guluk-Guluk Bedah Etika dan Politik Pendidikan
NU Online · Selasa, 25 Februari 2020 | 12:00 WIB

Suasana kajian etika dan politik pendidikan di Komisariat PMII Guluk-Guluk, Sumenep. (Foto: NU Online/Hairul Anam)
Hairul Anam
Kontributor
Sumenep, NU Online
Perpolitikan di Indonesia masih belum mencerahkan sepenuhnya. Politik uang kerap berseliweran di setiap hajatan politik, entah itu pemilihan kepala desa (Pilkades), pemilihan kepala daerah (Pilkada), maupun tingkat nasional. Parahnya, idealisme mahasiswa adakalanya tercederai.
Tidak hanya itu, pendidikan masih dihadapkan pada ketimpangan. Pemerataan pendidikan di tingkat desa dan kota masih belum sepenuhnya terpenuhi. Jeritan rakyat kecil tidak jarang tidak diindahkan oleh pemangku kebijakan.
Itulah salah satu yang mendasari Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Guluk-Guluk Rayon Khalid Mawardi melaksanakan Kajian Tarbiyah, Selasa (25/2) di kantor komisariat setempat. Mereka tampak semangat membedah tema Etika dan Politik Pendidikan.
Diskusi yang dipimpin oleh pemantik Abd. Mun'im itu memicu ragam perdebatan argumentasi dari seluruh peserta forum yang hadir dengan latar belakang pengetahuan berbeda-beda; baik dari bahan referensi, analisis dari pengalaman kehidupannya masing-masing, dan produk pemikiran tiap individu.
"Gagasan-gagasan dari masing-masing aktivis PMII Guluk-Guluk harus senantiasa tumbuh, berproduksi dan berelaborasi dengan situasi dan kondisi zaman. Dikarenakan tugas mahasiswa itu harus senantiasa berpihak pada masyarakat, menyejahterakan kehidupan rakyat. Pemerataan pendidikan harus tercapai, pendidikan bukan hanya dinikmati oleh orang-orang elit dan bangsawan," ujar Abd. Mun'im.
Menyambung dari pernyataan tersebut, Ketua Rayon Khalid Mawardi Ahmad Sanusi menegaskan, bahwa pundak perubahan bangsa terletak pada idealisme mahasiswa, dan bahwa solusi dari problem bangsa yang begitu kompleks ini berada pada pendidikan, memang benar adanya.
"Dengan adanya diskusi ini, merupakan langkah-langkah kita untuk membuka gerbang perubahan bagi masa depan bangsa Indonesia. Muaranya, kita harapkan terwujudlah kemerdekaan berpendapat, berserikat berkumpul selebar-lebarnya," tegas Sanusi, sapaan akrabnya.
Pengurus Komisariat PMII Guluk-Guluk, Yazid menyambut baik agenda ini, dan mengharapkan pada seluruh aktivis PMII untuk senantiasa berpegang teguh dalam mempertahankan idealismenya dalam segala rintangan dengan bentuk apapun.
"Karena idealisme adalah kenikmatan terakhir yang dimiliki mahasiswa di era serba milenial ini," tegasnya.
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua