PMII Diminta Perkuat Nilai-Nilai Kearifan Lokal Minangkabau
NU Online Ā· Rabu, 17 April 2013 | 07:09 WIB
Padang, NU Online
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Padang diminta memahami dan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang Ā di Inodnesia. Khusus di Sumatera Barat, setiap kader PMII harus memahami dan mengetahui nilai-nilai adat budaya Minangkabau yang memiliki falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK).<>
Demikian terungkap pada Refleksi Harlah ke 53 PMII, Rabu (17/4/2013) dini hari di aula PWNU Sumbar Jalan Ciliwung No. 10 Padang. Refleksi menghadirkan Mabincab PMII Kota Padang Armaidi Tanjung, mantan Ketua PMII Kota Padang Firdaus, Ketua Umum PMII Kota Padang Yosef Firman Susilo, senior PMII Kota Padang Yonnarlis, dengan tema, menanamkan dan menerapkan nilai-nilai budaya Minangkabau.Ā
Refleksi dihadiri Ketua PMII Kota Padangpanjang M Ridhwan, Ketua Kopri PMII Kota Padang Hariyus Sofiani, ketua komisariat dan ketua rayon PMII IAIN Imam Bonjol Padang, Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang.
Menurut Armaidi, akibat kedangkalan pemahaman nilai-nilai budaya Minangkabau banyak kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa yang dengan mudah meremehkan budaya dan adat Minangkabau tersebut. Padahal, bila digali dan dipahami lebih dalam, maka banyak nilai-nilai yang sudah ada tersebut sesuai dengan ajaran agama Islam.
āPMII yang berpahamkan Islam Ahlussunnah Waljamaah sejak awal menghargai nilai-nilai kearifan lokal yang sudah tumbuh sejak lama di Indonesia. PMII amat menyadari bahwa Indonesia didirikan oleh beragam budaya, etnis, agama, suku dan ras sehingga mutlak ada kearifan lokal tersebut tanpa meninggalkan nilai-nilai keindonesiaan. Ketika kita tidak lagi menghargai kearifan lokal, maka Indonesia bakal terancam bubar,ā kata Armaidi yang juga Wakil Sekretaris PWNU Sumbar ini.
Menurut Armaidi, banyaknya terjadi konflik antar golongan, kelompok dan etnis belakangan ini di Indonesia akibat makin menipisnya pemahaman terhadap kearifan lokal yang tumbuh di masing-masing daerah. Konsep Ā pemahaman Aswaja PMII yang Ā tawasuth, tasamuh, tawazun dan amar ma'ruf nahi munkar harus terus dihidupkan, kata Armaidi.
āTawasuth berati moderat, sebuah sikap keberagamaan yang tidak terjebak terhadap hal-hal yang sifatnya ekstrim. Tasamuh, sebuah sikap keberagamaan dan kemasyarakatan yang menerima kehidupan sebagai sesuatu yang beragam. Tawazun (seimbang), sebuah keseimbangan sikap keberagamaan dan kemasyarakatan yang bersedia memperhitungkan berbagai sudut pandang, dan kemudian mengambil posisi yang seimbang dan proporsional. Amar ma'ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran,ā kata Armaidi
Firdaus menambahkan, kader PMII harus memperkuat budaya dan nilai-nilai Minangkabau yang merupakan kearifan lokal yang sudah memiliki peran penting di Republik Indonesia ini. Banyak tokoh yang lahir dengan kultur Minangkabau masa lampau, harus menjadi kajian bagi PMII ke depan.
Menurut Sekretaris Kopri PMII Padang Siti Rodiah, rangkaian Harlah PMII ke-53, selain refleksi Harlah, juga diselenggarakan bedah film reformasi, lomba tari tradisional se-Sumatera Barat di Taman Budaya pada 20-21 April 2013 dan Mapaba Rayon Syariah IAIN IB Imam Bonjol Padang di Sungai Bangek.Ā
Redaktur: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
3
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
4
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NUĀ
5
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
6
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
Terkini
Lihat Semua