Mempawah, NU Online
Manfaat memahami ilmu jurnalistik dapat mempertajam ilmu pengetahuan, mendeteksi kebenaran dari setiap tulisan yang beredar. Hal ini penting agar kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tidak termakan isu hoaks yang sedang gencar beredar.
Penegasan ini disampaikan Ketua Rayon PMII Opu Daeng Menambon, Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Rika pada pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan Ahad (30/12).Menurutnya, pengurus menyelenggarakan kegiatan guna mengembangkan potensi kader PMII setempat.
Puluhan peserta yang hadir pada pelatihan tersebut tidak hanya dari PMII. Juga dari Ikatan Panceng Peraben, Ikatan Pelajar Nahdlaytul Ulama (IPNU) dan Ikatan pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) pun turut dalam pelatihan yang dilaksanakan di gedung FKUB Mempawah tersebut.
Menurut Rika, kegiatan ini juga salah satu program unggulan di kepengurusannya saat ini. “Kami menginginkan nantinya ada kader PMII Mempawah yang hebat di bidang jurnalistik,” ungkapnya.
Habib Ismail al-Kadri selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menyambut baik kegiatan ini. “PMII banyak sekali melakukan kegiatan positif dalam meningkatkan potensi kader,” katanya.
Dalam catatannya, sudah berkali-kali PMII melaksanakan aktivitas yang dilaksanakan di gedung FKUB dengan bentuk kegiatan berbeda. “Ini menunjukkan eksistensi kader PMII Mempawah sangat luar biasa,” katanya.
Dirinya juga berpesan kader PMII Mempawah agar senantiasa meneruskan perjuangan para ulama Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdiyyah. “Pasalnya hari ini ulama kita sedang dicari-cari kesalahan dan ingin dimusnahkan agar mereka lebih leluasa memperjuangkan masuknya HTI di Indonesia khususnya di Kalimantan Barat ini. Karenanya, kader PMII harus menjadi garda terdepan dalam menjaga ulama dan para habaib terlebih NKRI,” jelasnya.
Habib Ismail al-Kadri juga berharap seluruh peserta dapat meresapi ilmu yang disampaikan pemateri. “Resapi dan implementasikan ilmu yang didapat agar lebih bermanfaat bagi umat,” pintanya .
"Kampus Islam di Mempawah hanya ada satu. Jangan sampai ada paham radikal dan intoleran masuk ke dalamnya. Dan PMIIlah yang lagi-lagi punya peran penting dalam menahan sejumlah paham tersebut,” tandasnya. (Salihin/Ibnu Nawawi)