Daerah

PMII akan Gagas Sumpah Pemuda Kedua

NU Online  ·  Selasa, 31 Mei 2005 | 13:48 WIB

Bogor, NU Online
Sumpah pemuda 29 Oktober 1928 silam memiliki makna yang sangat signifikan terhadap bangkitnya kesadaran nasionalisme bangsa. Kesadaran ini harus ditumbuhkan dalam gerakan kemahasiswaan saat ini, jika tidak bangsa ini akan kehilangan jati dirinya.

"Kami akan deklarasikan sumpah pemuda jilid kedua, ini komitmen saya untuk membangun PMII kedepan. PMII harus menjadi pioner dalam menggagas semangat ini," demikian diungkapkan calon kandidat ketua Umum PB PMII asal Bengkulu, Alfiyantoni menyikapi langkah-langkah yang dilakukannya jika terpilih sebagai Ketua Umum PB PMII 2005-2009, kepada NU Online, di arena kongres, Selasa (31/5).

<>

Menurutnya kesadaran akan pentingnya membangun  nasionalisme dalam perjalanan sejarah bangsa ini dapat membangkitkan semangat pemuda dan mahasiswa Indonesia. Adalah suatu realita historis yang tak terbantahkan dalam sejarah bangsa bahwa ikrar itu memang dapat menggelorakan semangat nasionalisme yang dahsyat. "Semangat ini akan saya jadikan modal untuk mengangkat harkat PMII di tengah percaturan bangsa, kita harus cerdas melihat dan mencari solusi dari berbagai persoalan bangsa," ungkapnya.

"Dalam konteks membangkitkan nasionalisme ini, hal yang paling penting adalah menggunakan kesadaran nasionalisme dalam gerakan kemahasiswaan. Semangat dan kesadaran ini juga harus diterjemahkan dalam ranah politik, sosial, budaya, ekonomi dan lainnya," tegasnya.

Untuk itu, lanjut kandidat yang berlatar belakang ekonomi ini mengatakan, PMII kedapan memerlukan sebuah gerakan yang solid yang selain memiliki visi, jati diri dan intelektualitas juga harus memiliki kesadaran akan pentingnya membangun semangat nasionalisme.

"Sekarang apakah kita mengenal Tanah Air, suku, bangsa kita dengan baik. Apakah kita dapat menyimak bhinneka tunggal ika, hal mendasar ini saja belum tentu semua orang bisa menghayatinya," ungkapnya. Pertanyaan semacam inilah, menurut Alfiantoni, kalau dihayati dengan baik, bisa membangkitkan kesadaran rasa kebangsaan. Demikian diungkapkan Alfiantoni. (cih)