Daerah

PMII Airlangga Kaji Masa Muda Nabi Muhammad

Sel, 20 November 2018 | 00:00 WIB

Surabaya, NU Online
Menyambut kelahiran Nabi Muhammad, Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Airlangga Surabaya menggelar kegiatan dengan tajuk Maulid dalam Pergerakan 2.0. Kegiatan yang mengambil tema Refleksi Integritas Nabi Muhammad SAW di Masa Muda ini dilaksanakan pada Senin (19/11) di Masjid Nuruzzaman Universitas Airlangga (Unair) Kampus B Surabaya.

Kegiatan diinisiasi Rayon Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan  Rayon Humaniora Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair ini mendatangkan Ustadz Ahmad Muntaha AM sebagai pemateri. Puluhan peserta hadir pada kegiatan malam tersebut.

“Untuk memperingati hari kelahiran Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW,” kata Syaifullah Azizi, Ketua PMII Rayon FISIP Unair.

Saat ditanya mengenai alasan pengambillan tema kegiatan ini, Azizi, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa untuk meneruskan visi besar merawat integritas anggota. “Dari proses masa penerimaan anggota baru atau Mapaba yang dilaksakan akhir pekan yang tema besarnya juga mengangkat integritas,” ungkapnya.

Lebih lanjut, alumnus Pondok Pesantren As-Salim Sidoarjo ini mengatakan jika integritas merupakan sisi moderat dari pragmatism. “Yakni hasil dari modernisasi dan liberalisasi serta idealisme, nilai-nilai tradisional yang komunal dan sarat akan nilai,” jelasnya.

Oleh karenanya, PMII harus hadir dengan membawa nilai integritas agar dapat diterima oleh mahasiswa di tengah arus modernisasi di seluruh bidang kehidupan. “Karena perjuangan kita adalah meneruskan nilai Aswaja An-Nahdliyah di tengah masyarakat, khususnya mahasiswa yang sangat heterogen tanpa harus mengorbankan nilai fundamental sendiri,” jelasnya.

Azizi berharap mahasiswa dapat menghayati esensi diberikannya masa muda pada diri manusia. “Dan dapat memahami apa yang harusnya dilakukan di masa muda untuk menyiapkan bekal di masa tua dan setelahnya,” harapnya.

Ustadz Muntaha yang juga merupakan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jawa Timur dalam ceramahnya menekankan empat poin penting kepada para hadirin. 

“Pertama agar tidak takut tantangan apapun. Kedua semangat belajar dan bekerja,” katanya. Ketiga, tidak ikut arus negatif, akidah maupun muamalah, serta terakhir mampu menjadi solusi di tengah masyarakat, lanjutnya.

Termasuk arus negatif adalah propaganda atas nama agama. “Karena itu justru membahayakan agama itu sendiri, umatnya, bangsa, dan negara,” pesan alumnus Pesantren Lirboyo ini. (Hanan/Ibnu Nawawi)