Daerah

Pilkada Bukan Ajang Perpecahan

NU Online  ·  Kamis, 28 Juni 2018 | 04:00 WIB

Pilkada Bukan Ajang Perpecahan

Ketua MUI Salatiga, Kiai Saefuddin Zuhri

Salatiga, NU Online 
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Salatiga Kiai Saefudin Zuhri  mengajak seluruh warga untuk sama-sama tetap menjaga ketertiban, keamanan setelah pelaksanaan Pilkada. Dalam konteks ini, pihaknya menghimbau untuk memandang kekalahan adalah sukses yang tertunda sehingga perbedaan pilihan sebagai rahmat.

"Kekalahan pilihan calon kepala daerah tidak boleh menjadi alasan untuk perpecahan, apalagi saling menghasut, mengintimidasi, dan memprovokasi dengan alasan apa pun untuk merusak NKRI," katanya. 

Ditambahkan dia, bagi masyarakat yang pasangan tidak beruntung harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan. Yaitu  dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. 

"Yang lalu biarlah berlalu dan  yang kini yang kita hadapi.  Tetap semangat untuk Indonesia," terangnya sebagaimana dilansir suaramerdeka.com

Pesan lain yang disampaikan adalah, pemilihan umum atau pilkada diharapkan jangan mewariskan generasi pendendam, berbeda pendapat itu wajar dalam alam demokrasi. Yang menjadi masalah ketika memaksakan kehendak kita dan menjelekkan yang lain.

"Dalam alam politik tidak ada kawan sejati atau musuh abadi. Yang ada cuma kepentingan abadi. Mari kita yang rakyat biasa ini ingat selalu bahwa politik itu permainan yang dinamis. Maka jangan korbankan kawan, sahabat, saudara, hanya karena berbeda pilihan politik. Ambil sikap yang wajar-wajar saja dan tetap tersenyum," kata dosen UIN Walisongo Semarang ini. 

Saefudin juga menekankan jangan libatkan anak-anak kita dalam urusan pilihan politik. Para kawula dewasa silahkan berdebat hebat dengan segala teori, tetapi biarkan anak-anak itu tumbuh dengan dunianya.

"Dunia bermain dan bergembira tanpa peduli latar belakang suku, agama, ras dan antargolongan serta pilihan pilkada atau pilpres bapak ibunya. Bagi calon harus siap kalah dan siap menang.  Semuanya takdir tuhan. Sesungguhnya sudah ada di alam Tuhan siapa yang jadi," terangnya. (Red: Muiz)