Daerah

Peserta Sanlat GP Ansor Kencong Lulus Perguruan Tinggi 100 Persen

NU Online  ·  Rabu, 20 Juli 2016 | 18:05 WIB

Jember, NU Online
Sebanyak 39 siswa-siswi yang belum lama mengikuti Pesantren Kilat (sanlat) yang digelar  PC Gerakan Pemuda Ansor Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur diterima di berbagai perguruan tinggi negeri.

Mereka berhasil lulus tes masuk di Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, Universitas Negeri Malang, Universitas Gajahmada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan sebagainya.

Menurut Ketua PC GP Ansor Kencong Muhammad Yasin Yusuf Ghazali, sebanyak 24 orang lolos melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), 10 orang lewat jalur Mandiri dan 5 orang melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

"Alhamdulilah, dari 39 orang yang ikut tes, lulus semua. Mereka diterima di perguruan tinggi negeri yang memang menjadi favorit mereka," tukas Yasin kepada NU Online, Rabu (20/7).

Menurut Yasin, pihaknya memang tiap tahun menghelat Sanlat bagi siswa-siswi yang bakal mengikuti ujian nasional. Di acara tersebut, selain diisi dengan  kegiatan bimbingan belajar ujian nasional, juga diisi dengan pembekalan Aswaja.  

Peserta Sanlat memang disasar bagi kader-kader NU di sekitar Kencong. Ia yakin kader NU juga mempunyai kemampuan IQ yang memadai jika berusaha dengan  serius dan dibesut sungguh-sungguh.

Yang menarik, kata Yasin, mereka yang ikut Sanlat itu adalah alumni sekolah pinggiran yang secara popularitas kalah jauh dibanding sekolah-sekolah favorit di kota Jember. "Tapi nyatanya mereka bisa. Dan alhamdulillah santri Sanlat Ansor masuk di perguruan tinggi negeri yang bagus," ujarnya.

Pria berkacamata itu mengimbau agar kader-kader NU yang kebetulan menimba ilmu di sekolah yang tidak terkenal atau bahkan di pesantren, agar tidak minder jika berbaur dengan siapapun ketika sudah menjadi alumni.

Sebab, lanjut dia, yang menjadi tolok ukur masyarakat adalah hasilnya, bukan prosesnya. Ternyata output dari sekolah di pesantren, tak sedikit yang sukses di perguarun tinggi, bahkan di masyarakat.

"Yang terpenting, mereka punya kemauan yang sungguh-sungguh untuk maju. Jika punya  kemauan yang membaja disertai doa yang tak pernah putus, insyaallah kita, para kader NU juga bisa," jelasnya. (Aryudi a. Razaq/Abdullah Alawi)