Mimika, NU Online
Warga Kampung Wanagon, Mimika Papua patut berbangga karena terjadi peristiwa penting di Masjid Al-Ikhlas SP2. Ya, pada Ahad (6/5) diselenggarakan istighatsah kubra pertama sejak Kabupaten Mimika berdiri.
Pernyataan tersebut berdasarkan penuturan sesepuh NU Mimika, H Ali Makruf, H Saean, serta H Sudjianto yang di kegiatan bersejarah tersebut hadir dan berkenan memberikan doa bersama sesepuh yang lain. "Selama saya sudah 8 tahun di Timika, acara yang seperti ini baru sekali. Murni istighasah tidak ada tendensi politik dan kepentingan," kata Ustadz Taufiq.
Kegiatan dimulai dengan shalat Dhuha berjamaah yang dipimpin Ustadz Hasyim Asy'ari kemudian diteruskan munajat Asmaul Husna yang dipimpin Ustadz Taufiq. Berikutnya pembacaan maulid Barzanji yang diawali lantunan syair NU dan syair Tanpa Waton oleh grup shalawat Mafia Shalawat Serui Mekar pimpinan Imam Mawardi. Grup shalawat Nurul Qalbi Al-Barokah dan Al-Fattah pimpinan Ustadz Mursyid serta Nurul Qalbi juga tampil memeriahkan pembacaan maulid Barzanji.
Inti Istighatsah kubra didahului dengan pembacaan kalam ilahi oleh Ustadz Hasyim Asy'ari dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathan yang dibawakan Remaja Masjid Al-Ikhlas SP2 dengan iringan musik oleh grup Mafia Shalawat. Hal tersebut menambah khidmadnya suasana.
"Ini merupakan acara pertama yang ada di Timika selama saya tinggal di sini,” kata Ustadz Fadzlan. Ia pun menyebut sejumlah bantuan rekan di SP6, SP5, SP9, SP7, SP3, SP13, KM10, KM14, Soponyono, dan Serui Mekar, sehingga acara bisa terdengar, lanjut tuan rumah saat sambutan.
Saat memberikan sambutan, Sugiarso selaku ketua panitia menadaskan bahwa di NU dikenal kalangan kultural dan struktural. “NU kultural adalah orang NU yang tidak menjadi pengurus NU dan lembaga atau Banomnya. Istighatsah Kubra ini adalah keinginan kita semua yang sudah rutin melakukan istighatsah an-Nahdliyyah di 11 lokasi,” katanya. Pertemuan di Serui Mekar 9 April yang dihadiri perwakilan jamaah Istighatsah an-Nahdliyyah di 11 lokasi sepakat menggelar istighatsah kubra atau gabungan seluruhnya, lanjutnya.
Menurutnya, istighatsah kubra akan dilakukan sebelum puasa dan setelah lebaran untuk menguji kesiapannya dan memenuhi keinginannya jamaah Istighatsah an-Nahdliyyah. "Dana acara ini murni dari kita oleh kita dan untuk kita, bahkan untuk bangsa dan Negara,” ungkapnya. Hal tersebut diperoleh dari 11 lokasi rutinan Istighatsah an-Nahdliyyah dan donatur yang siap membiayai acara, lanjut Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Mimika ini.
"Jamaah NU cukup banyak di Kabupaten Mimika namun selama ini mereka seakan tidak ada dikarenakan program yang selama ini tidak menyentuh warga NU. Mudah-mudahan dengan adanya jamaah dapat memberikan dampak yang positif untuk kemajuan NU kedepan, " ungkap Rony Irmawan, salah satu panitia dan pengurus MWC NU Kuala Kencana setelah melihat ratusan jamaah.
"Secara umum animo masyarakat dan jamaah tentang air barokah di luar dugaan dan spontan. Mereka membawa air ditaruh di panggung untuk didoakan," jelas Ustad Hasyim setelah mengamati panggung bagian depan yang penuh air minum.
Istighatsah kubra berlangsung khidmad dengan didahului syair istighatsah an-Nahdliyyah Mimika dipimpin Ustadz Hasyim Asy'ari dan Sugiarso. Kemudian doa dipimpin sesepuh NU Mimika dan imam masjid yang rutin melakukan istighatsah an-Nahdliyyah. Doa diawali H Fadlan, lalu H Ali Makruf, H Saean, H Syamsul, H Sudjianto, Ustadz Solihin, Ustadz Hassan, Ustadz Muhajir, Ustadz Asy'ari, dan Ustadz Wawan.
Acara ditutup pemotongan tumpeng sebagai harlah NU oleh Ketua Panitia Istighatsah Kubra, Sugiarso dan diserahkan kepada sesepuh NU. (Red: Ibnu Nawawi)