Daerah HARI SANTRI 2020

Peringati Hari Santri, PCNU Padang Pariaman Gelar Dzikir Bersama

Sen, 19 Oktober 2020 | 13:00 WIB

Peringati Hari Santri, PCNU Padang Pariaman Gelar Dzikir Bersama

Mengawati Peringatan Hari Santri dengan dzikir bersama (Foto: NU Online/Armaidi Tanjung)

Padang Pariaman, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Padang Pariaman Zainal Tuanku Mudo mengatakan, pesantren terbukti sudah berjasa dalam melahirkan pejuang bangsa.  

 

"Pesantren yang mendidik santrinya lahir sebelum Indonesia lahir yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Para santri tersebut turut berjuang menegakkan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Maka, Peringati Hari Santri tahun ini diawali dengan dzikir bersama," tegasnya.

 

Hal itu ditegaskan pada kegiatan dzikir bersama menyongsong Hari Santri yang diselenggarakan di Pesantren Darul Ikhlas Lubuk Tajun Pakandangan, Kabupaten Padang Pariaman, Ahad (18/10). 

 

Dikatakan, selain itu pesantren juga menjadi benteng terakhir dan utama dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Makin banyak maksiat yang terjadi di tengah masyarakat dan dalam kehidupan berbangsa bernegara, maka pesantren mampu melahirkan orang yang memiliki kemampuan menghindari maksiat tersebut.

 

"PCNU Padang Pariaman yang 6 Oktober 2020 lalu mendapatkan SK pengesahannya dari PBNU, mengawali kegiatannya dengan ziarah ke makam ulama yang merupakan pendiri pesantren terkemuka di Padang Pariaman," paparnya. 

 

Disampaikan, kedua ulama tersebut yakni pendiri Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan Syekh H.Ali Imran Hasan dan pendiri Pesantren Darul Ikhlas Lubuk Tajun, Pakandangan Zubir Tuanku Kuning.

 

"Hal itu dilakukan karena pesantren sudah terbukti memberikan kontribusi besar dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," kata Zainal Zainal Tuanku Mudo yang juga pimpinan Pesantren Bustanul Yaqin Lubuk Alung Padang Pariaman ini.

 

Kepala Kantor Kementerian Agama (kakankemenag) Padang Pariaman Helmi menambahkan, pesantren di Padang Pariaman berawal dari pendidikan surau. Pendidikan surau di Padang Pariaman sudah berhasil melahirkan manusia yang mampu menjalani kehidupan dengan baik. 

 

"Pilihan PCNU Padang Pariaman sangat tepat kembali fokus kegiatannya ke pesantren dan menghormati guru dengan mengawali ziarah ke makam guru. Pesantren melahirkan orang yang memiliki integritas kepribadian, disiplin, dan hormat kepada guru," kata Helmi yang juga Wakil Rais PCNU Padang Pariaman ini.

 

Helmi menceritakan, dirinya pernah ditanya kenapa di warung/kedai orang Padang Pariaman banyak ditemukan foto ulama yang dipajang. Pemajangan foto tersebut dimaksudkan sebagai salah satu kecintaan kepada gurunya (ulamanya). Dengan melihat foto guru tersebut, diharapkan selalu ingat kaji (ilmu) guru. 

 

"Salah satu kaji guru tersebut adalah jujur dalam mencari kehidupan, termasuk berjualan. Kalau jujur, tentu pelanggannya senang dan bisa makin bertambah. Kalau pelanggannya banyak, tentu rezekinya juga banyak," ungkapnya.

 

"Sering pihak lain yang tidak paham menafsirkan sendiri soal pajang foto ulama tersebut. Sehingga keliru memahami soal pajangan foto ulama yang dipajang di warung/kedai tersebut," sambungnya.

 

Zikir bersama ditutup dengan pembentukan Panitia Pelantikan PCNU Padang Pariaman yang diketuai Muhammad Asyraful Anam Tuanku Bagindo Batuah.

 

Kontributor: Armaidi Tanjung
Editor: Abdul Muiz