Daerah

Pergunu Aceh Tanggapi Sekolah Lokomatif Syariat Islam

Sel, 6 April 2021 | 02:00 WIB

Pergunu Aceh Tanggapi Sekolah Lokomatif Syariat Islam

Ketua Pergunu Aceh, Tgk Muslem Hamdani mengatakan generasi muda Aceh hari ini sedang berada di persimpangan jalan yang begitu krusial di tengah berbagai kemajuan teknologi informasi yang dapat menarik mereka untuk menjauh dari cita-cita Islam. (Foto: istimewa)

Banda Aceh, NU Online
Persatuan Guru Nahdhatul Ulama (Pergunu) Provinsi Aceh mendukung gagasan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Al Hudri untuk mewujudkan sekolah sebagai lokomotif penerapan Syariat Islam di Aceh.

 

Pasalnya, generasi muda Aceh hari ini sedang berada di persimpangan jalan yang begitu krusial di tengah berbagai kemajuan teknologi informasi yang dapat menarik mereka untuk menjauh dari cita-cita Islam.

 

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Wilayah Pergunu Aceh, Tgk Muslem Hamdani, didamping Ketua Bidang Pendidikan dan Penelitian, Tgk Teuku Zulkhairi di Banda Aceh, Senin (5/4).

 

"Kita berikan apresiasi tertinggi atas ide dan gagasan yang disampaikan kepala Dinas Pendidikan Aceh untuk mewujudkan sekolah sebagai lokomotif penerapan Syariat Islam di Aceh," ujar Tgk Muslem Hamdani yang saat ini sedang menyelesaikan tahap akhir Program Doktoral di Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

 

Tgk Muslem menegaskan bahwa Aceh yang sudah belasan tahun menerapkan Syariat Islam hingga sejauh ini seolah tanpa dukungan berarti yang kuat dari institusi pendidikan.

 

Malahan, menurut Tgk Muslem saat ini kita melihat generasi muda kita di institusi pendidikan justru menjadi bagian dari persoalan dalam penerapan Syariat Islam berdasarkan data dan fakta kenakalan remaja yang terjadi hingga sejauh ini.

 

Sementara itu, Ketua Bidang Pendidikan dan Penelitian Pergunu Aceh Teuku Zulkhairi menambahkan bahwa menjadikan sekolah sebagai lokomotif penerapan Syari'at Islam di Aceh harus dilakukan secara komperhensif dan gradual.

 

"Sekolah-sekolah di Aceh harus keluar dari paradigma sekulerisme yang meteralistik yang hingga sejauh ini masih belum mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam semua prosesi pendidikan dan termasuk kurikulum pembelajaran serta bahan-bahan ajar yang diajarkan kepada siswa," ujar Zulkhairi.

 

Zulkhairi menegaskan, kita harus serius menjadikan sekolah sebagai lokomotif penerapan Syariat Islam karena memang kondisi yang sangat mendesak akibat tantangan aktual yang menimpa generasi muda kita di satu sisi, serta amanah Syariat Islam di sisi lainnya. 

 

"Kita menunggu terobosan Dinas Pendidikan Aceh untuk mewujudkan sekolah sebagai lokomotif Syariat Islam di Aceh," harap Zulkhairi.

 

Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Kendi Setiawan