Banyuwangi, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Banyuwangi, Jawa Timur KH Ahmad Shiddiq menegaskan, perbedaan atau keragaman di Negara Indonesia bukan untuk dimusnahkan atau dihanguskan, karena ini adalah kekayaan negara yang sesungguhnya.
"Justru keanekaragaman yang ada di Indonesia harus tetap dipelihara dan dilestarikan, karena itu merupakan kekayaan Indonesia," ujar Kiai Ahmad.
Penegasan itu disampaikan oleh KH Ahmad Shiddiq saat memberikan taushiyah pada acara Safari Ramadhan yang dihelat MWCNU Banyuwangi bertempat di Masjid al-Ikhlas, Kelurahan Karangrejo, Kabupaten Banyuwangi, Jumat (31/5) malam.
Di hadapan ratusan jamaah yang hadir, Ia menjelaskan, ada ribuan suku di negeri ini. Di antara cara untuk merawat kerukunan adalah saling menghormati satu dengan lainnya, toleransi, dan menggunakan dialog kerjasama dengan prinsip kesetaraan.
"Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah kunci perekat keberagamaan bangsa. Keragaman bukan menjadi alat perpecahan," terang Gus Shidiq sapaan karib KH Ahmad Shiddiq yang juga sebagai Pengasuh Pesantren al-Anwari, Kertosari, Banyuwangi.
Tentang keragaman, ia menganalogikan dengan tangan kanan dan kiri manusia. Meski kedua tangan ini memiliki letak dan fungsi yang berbeda, namun keduanya saling melengkapi.
"Maka, menyambut hari lahir Pancasila. Marilah kita sama-sama mengamalkan lima sendi utama Pancasila dalam kehidupan sosial sehari-hari," pesan Gus Shiddiq.
Senada hal itu, Ketua Pengurus MWCNU Kecamatan Banyuwangi KH Akhmad Mushollin mengajak ratusan warga nahdliyin yang hadir untuk benar-benar aktif secara utuh dan konsisten pada organisasi yang didirikan oleh Hadratus Syech KH Hasyim Asy'ari tanggal 31 Januari 1926 M ini.
"Selain banyak berkah kehidupan yang didapatkan, juga karena NU adalah organisasi masyarakat yang konsisten mengawal keragaman dan merawat kekayaan budaya di negeri kita hingga detik ini," jelas Gus Mushollin.
Dikatakan, NU sebuah organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan dakwah yang selama ini terus berjuang sebagai penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus didukung penuh oleh warga NU di semua lapisan, sehingga kehadirannya selalu dinanti.
"Tugas mengawal NKRI memang bukan kewajiban kita, akan tetapi tetap tegaknya NKRI adalah kebutuhan kita bersama, khususnya nahdliyin agar ukhuwah nahdliyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terjalin dengan baik," pungkasnya. (M Sholeh Kurniawan/Muiz)