Daerah

Peran Santri Sudah Teruji Sebelum Negara Indonesia Merdeka

NU Online  ·  Kamis, 3 Mei 2018 | 06:30 WIB

Peran Santri Sudah Teruji Sebelum Negara Indonesia Merdeka

Bedah Buku LTN NU Lampung Tengah. (Foto: Syarief)

Lampung Tengah, NU Online
Negara ini punya hutang budi dengan pondok pesantren. Pasalnya kiai dan santri sangat berperan dalam proses ikut memperjuangkan kemerdekaan terlebih pada masa pra kemerdekaan. Para kiai dan santri telah berkorban materi bahkan nyawapun dipertaruhkan untuk mewujudkan kemerdekaan. Sehingga peran kiai dan santri di republik ini tidak bisa diremehkan. Mereka sudah teruji dari sebelum kemerdekaan.  

Demikian ditegaskan Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Tengah Kiai Imam Kastolani dalam acara bedah buku Santri dan Pendidikan Politik sekaligus Sosialisasi Pemilu untuk pemilih pemula, di aula Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah, Selasa (1/5) siang.

“Santri zaman now selain telah bergumul dan menguasai dengan kitab-kitab kuning juga dituntut peka dengan suasana kebatinan bangsa ini. Kiprah santri tidak hanya dalam ranah keagamaan saja, santri diharapkan mampu dan cakap dalam bidang ekonomi, budaya, pendidikan, politik, teknologi, dan garapan sosial lainnya," imbuh alumnus Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung ini.

Sementara itu Ketua KPUD Kabupaten Lampung Tengah, Budi Hadi Yunanto, menyampaikan, kiprah santri atau pemuda di era saat ini harus aktif dengan berpartisipasi dalam momentum tahun politik menjelang Pilgub, Pileg dan Pilpres. Ia mengajak para santri untuk ikut berpartisipasi serta tidak apatis dan pesimis dalam cara golput.

“Warga masyarakat yang tidak peduli dengan keadaan negaranya berarti dia tidak cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau tidak cinta dengan tanah airnya, padahal pesan ulama kita, cinta tanah air adalah sebagian dari iman (hubbul wathan minal iman)," tegas mantan Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Metro ini.

Sedangkan Wakil Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PC LTN NU) Kabupaten Lampung Tengah, Rahmat Basuki yang juga menjadi nara sumber mengajak para santri, pelajar dan mahasiswa untuk terus memperbanyak membaca referensi dan memperkaya wacana ke-Islaman, ke-Indonesiaan, dan kebangsaan.

“Tuangkanlah ide-ide, gagasan sahabat-sahabat  dalam bentuk tulisan. Yakinlah yang abadi itu adalah karya yang tertulis. Tidak sedikit para ulama, kiai, tokoh-tokoh Nahdalatul Ulama di Republik ini yang mana tulisannya menjadi referensi di mimbar-mimbar kampus, pesantren dan perpustakaan dan bahkan hingga ke dunia internasional,” papar alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.

Bedah buku ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Tengah bekerjasama dengan Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama dan stakeholder antara lain PC GP Ansor, PC IPNU, PC IPPNU, KPUD Kabupaten Lampung Tengah dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah.  

Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris PCNU Kabupaten Lampung Tengah H. Ahmad Wagimin, Editor buku Santri dan Pendidikan Politik Ila Fadilasari, Ketua STIS Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah Kiai Andi Ali Akbar, Ketua PC IPNU Andi Sobihin,  PC IPPNU Nurbaiti, Muslimat NU, Fatayat NU, PC Lakpesdam NU, PC PMII, dan puluhan santriwan-santriwati Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah. (Akhmad Syarief Kurniawan/Muhammad Faizin)