Daerah

Pengenalan Kampus, Mahasiswa Unwaha Didorong Kuasai Keahlian

Sel, 17 September 2019 | 13:45 WIB

Pengenalan Kampus, Mahasiswa Unwaha Didorong Kuasai Keahlian

Masa pengenalan kampus Unwaha (Foto: NU Online/M Chorurijkin)

Jombang, NU Online
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) merupakan kegiatan yang biasa dilakukan perguruan tinggi setiap tahun ajaran baru. Demikian halnya dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur.
 
Sebanyak 76 peserta ospek Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang hadir di kampus Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah mulai kegiatan perkenalan panitia, perkenalan Lembaga Kemahasiswaan (LK), perkenalan kampus, proses administrasi, suasana belajar dan lain-lain.
 
Menurut Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengatakan sudah satu tekad dan komitmen, untuk mengubah mindset mampu hidup di era Industri 4.0 itu sudah tidak perlu lagi melakukan perundungan dan kekerasan yang tidak berkontribusi terhadap itu.
 
Unwaha telah memahamkan konsep tersebut kepada panitia ospek fakultas, sehingga penciptaan kondisi sebuah lingkungan belajar yang nyaman (tanpa kekerasan dan bullying) akan melahirkan suatu produktivitas.
 
"Jika lingkungan sudah mendukung untuk berprestasi, tentu akan memacu potensi yang ada pada diri mahasiswa," kata Dekan Ino Angga Putra, Ahad (15/9).
 
Menurutnya, selama ospek berlangsung, mahasiswa dikenalkan dengan dunia yang masih baru. Sebelumnya sebagai pelajar dan berubah menjadi mahasiswa dengan tanggung jawab yang berbeda.
 
"Kita ingin mereka mengubah mindset dari pelajar menjadi mahasiswa. Saya kira tanggung jawab moral, akademik dan sosial berbeda ketika menjadi siswa dan sekarang jadi mahasiswa," terangnya.
 
Mahasiswa baru juga dikenalkan dengan hal-hal yang bersifat strategis, yakni apa yang harus dilakukan ketika menjadi mahasiswa Unwaha.
 
Selain ikut di perkuliah dan akademik juga harus ikut organisasi kampus maupun non-kampus. Hal itupenting karena zaman saat ini sudah canggih. Dan, persyaratan di dunia kerja itu juga sangat tinggi harus punya ketrampilan.
 
"Mahasiswa juga harus memiliki hard skill dan juga soft skill untuk dapat menembus dunia kerja di era sekarang ini," katanya.
 
Sementara Gubunur Fakultas Ilmu Pendidikan, Wulan mengatakan Ospek adalah sebuah wahana untuk mengenalkan dan membekali para mahasiswa baru akan dinamika dan dialektika perkuliahan. Ospek tentunya sangat berbeda dengan apa yang sudah ditemukan, dirasakan, dan dilihat pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
 
Wulan menilai panitia Ospek sudah bekerja keras dalam menyukseskan kegiatan ini. Namun, dalam beberapa bagian perlu dievaluasi tingkat lanjut. Hal itu guna memperbaiki kualitas di masa mendatang.
 
"Saya sudah sepakat dan merespon baik terhadap panitia. Beberapa panitia kinerjanya baik namun tetap perlu ditingkatkan lagi. Selain itu, ke depan kita juga akan kurangi hal-hal yang tidak terlalu penting dalam Ospek. Lebih fokus pada isi, bukan kulit," katanya.
 
Selama masa pengantar kampus, selain disisipkan dengan pengenalan lingkungan kampus juga bertujuan memberikan kesan baru dan indah bagi mahasiswa baru. Terpenting, membekali mahasiswa baru tentang pikiran baru dan segar terkait kiat sukses menjadi mahasiswa.
 
Selain itu, para mahasiswa juga diberikan wawasan kebangsaan dan bahaya ideologi aliran keras. Para mahasiswa-mahasiswi ini juga diingatkan untuk setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Hal ini sesuai dengan semangat kebangsaan yang digelorakan KH Abdul Wahab Chasbullah.
 
"Mahasiswa baru kita ingatkan untuk tidak membawa ideologi terlarang ke kampus seperti komunis dan khilafah. Sanksinya cukup jelas, yaitu dikeluarkan dari kampus," pungkasnya.
 
Kontributor: M Chirurojikin
Editor: Kendi Setiawan