Daerah

Pengasuh Nurul Jadid: Tujuh Pintu Iblis Masuk ke Hati Manusia

NU Online  ·  Senin, 10 September 2018 | 05:30 WIB

Pengasuh Nurul Jadid: Tujuh Pintu Iblis Masuk ke Hati Manusia

Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Kadur Pamekasan, KH Abdul Basid Mansur

Pamekasan, NU Online
Iblis bakal selalu mengusik hati manusia untuk bermaksiat. Terdapat tujuh pintu iblis guna masuk ke dalam hati manusia, kita mesti menyadari sekaligus mewaspadainya.

Demikian ditegaskan  Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Sakaddu' Barat, Bungbaruh, Kadur, Kabupaten Pamekasan KH Abdul Basid Mansur saat mengisi pengajian umum di Pamekasan, Senin (10/9).

Pintu pertama, ungkapnya, adalah amarah. Kemarahan yang mendera seseorang akan melemahkan akalnya. Jika akal telah lemah, setan akan mudah menyerang, lalu mempermainkannya.

"Kedua adalah tamak dan hasad (iri hati). Tamak membuat seseorang buta dan tuli serta menutup cahaya ilmunya. Begitu pun dengan hasad. Saat seseorang merasa iri hati, di saat itulah setan memiliki kesempatan emas untuk mengelabuinya," urai Kiai Basid.

Pintu ketiga adalah perut kenyang.Perut kenyang akan memperkuat syahwat dan membuat seseorang menjadi malas, mengantuk dan sulit untuk khusuk ketika melakukan ibadah kepada Allah SWT.

"Keempat, berlebihan dalam menyukai seseorang. Seseorang yang berlebihan dalam menyukai seseorang dan akan melakukan apa saja demi seseorang yang disukainya, di sinilah celah setan untuk masuk menggodanya. Tujuannya, agar menghalalkan segala cara guna menyenangkan hati orang yang disukainya," papar Kiai Basid.

Terburu-buru adalah pintu masuk kelima iblis ke hati manusia, lanjut Magister Theologi Islam tersebut. Sesungguhnya sikap berhati-hati itu dari Allah, sedangkan terburu-buru itu dari setan. Ini berdasarkan HR Abu Ya'la.

Keenam, berburuk sangka (suudzan). Berburuk sangka, suka mencari cari kesalahan orang lain, ataupun menggunjing, menurut Kiai Basid, ini diibaratkan Allah SWT seperti seseorang yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati. (QS Al-Hujurat:12)

"Terakhir atau yang ketujuh adalah cinta harta. Cinta harta akan merusak hati. Seseorang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan. Dia akan menjadi kikir dan selalu merasa kurang serta tidak mau mengeluarkan zakat hartanya," tukas Kiai Basid. (Hairul Anam/Muiz)