Daerah

Pendidikan Islam Diharapkan Siap Hadapi Globalisasi

NU Online  ·  Senin, 2 Mei 2011 | 00:48 WIB

Jepara, NU Online
Pada era global, pendidikan Islam harus siap dalam menghadapi globalisasi. Artinya, pendidikan Islam harus berani bersaing dengan pendidikan yang lain. Hal itu diungkapkan Drs H Mahally Djufri MPd, direktur pendidikan Yayasan Walisongo Pecangaan saat ditemui NU Online, Sabtu (30/4) kemarin di kantornya, Jalan Kauman No. 01 Pecangaan.

Menurutnya, pendidikan Islam agar survive lembaga terkait harus berupaya sekuat tenaga memajukan pendidikan salah satunya dengan cara menarik sumber dana dari luar. “Pendidikan Islam saat ini agar mampu bertahan harus mencari funding dari luar supaya tetap bertahan di tengah era globalisasi,” jelasnya.
/>
Ia menyontohkan, kampus sekaliber Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang sebenarnya mendapatkan funding (pendanaan) dari Timur Tengah. Sehingga, menurut penjelasannya tak mengherankan jika Unisulla hingga saat ini mampu bertahan mengelola seluruh lembaga yang ada.

Selain pendanaan, ia menambahkan pendidikan Islam perlu memiliki political will (kemauan) yang kuat untuk mengembangkannya. “Kalau pendanaan sudah terpenuhi pihak lembaga mesti memiliki kemauan untuk mengembangkan agar menjadi lebih berkembang,” tambahnya.

Yang terpenting baginya adalah komitmen. Ia menilai pengelola lembaga pendidikan agama masih kalah dalam hal berkomitmen jika dibandingkan dengan orang-orang non-muslim semisal Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga maupun sekolah Loyola. Baginya, lembaga pendidikan Islam mestinya meniru komitmen lembaga-lembaga non-muslim tersebut.  

“Saya masih yakin jika lembaga pendidikan agama masih memiliki kemauan kuat dan komitmen tinggi untuk mengembangkan lembaganya pendidikan Islam akan siap bersiang,” imbuhnya. (qim)