Daerah

Pemuda NU Jangan Sampai Mengabaikan Doa

Sen, 30 September 2019 | 16:15 WIB

Pemuda NU Jangan Sampai Mengabaikan Doa

KH Abdullah Anam (tengah) saat membuka Madrasah Design, Ahad (29/9) di SMK NU Trate Gresik, Jawa Timur. (Foto: NU Online/ Ahmad Hanan)

Gresik, NU Online
Indonesia memiliki banyak pesantren yang tersebar di berbagai wilayah nusantara. Dari sekian banyak itu, hampir sebagian besar berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Salah satu dari tradisi adalah melakukan doa secara berjamaah.
 
Hal tersebut disampaikan Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kota Gresik, KH Abdullah Anam. Bahwa kekuatan dari NU itu bukan terletak pada senjata, melainkan doa. 
 
Penegasan dikemukakan KH Abdullah Anam saat membuka kegiatan Madrasah Design yang berlangsung pada Ahad (29/9) di SMK NU Trate Gresik, Jawa Timur.
 
“Saya diberitahu oleh Kiai Ghofur, Amerika itu takut pada NU. Kemudian saya bertanya, ‘kenapa kiai?’. Beliau menjawab, bukan karena senjatanya, tapi karena doanya,” ceritanya kepada para peserta.
 
Kiai Anam, biasa dipanggil, menegaskan bahwa generasi muda NU selain mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan, hendaknya melakukan penguatan juga terhadap kemampuan berdoa.
 
“Jangan terlalu fokus pada pengembangan sehingga doanya berkurang. Lebih bermanfaat amaliah doa NU disebar seluas-luasnya karena kalian yang bisa melakukan hal itu,” tegasnya.
 
Karenanya, Kiai Anam juga berharap peserta menjadi orang yang ahli berdoa dan melanjutkan para sesepuh.
 
“Karena kekuatan NU itu di sini. Kalau orang NU sampai lupa dengan doa, itu akan menjadikan seperti kelompok-kelompok lain,” jelasnya.
 
Tidak hanya itu, Kiai Anam juga berharap para peserta kegiatan yang hampir semuanya merupakan anggota dari IPNU maupun IPPNU untuk melakukan pergerakan dengan turut merawat dan menjaga makam maupun peninggalan para sesepuh NU yang ada di sekitar.
 
“Kalau bisa IPNU-IPPNU bergerak, saya harapkan makam-makam sesepuh dirawat dan jangan sampai dilupakan,” harapnya.
 
Di akhir, dirinya juga mengharapkan para kader IPNU untuk mampu menjadi imam di masjid yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal masing-masing. Sehingga dakwah Aswaja bisa terus terjaga.
 
“Sangat-sangat mendesak IPNU bisa menjadi imam di masjid-masjid sehingga nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah bisa ada di tengah masyarakat,” tutupnya.
 
Madrasah design ini diselenggarakan Pengurus Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Kota Gresik. Mereka bekerja sama dengan Santri Design Community, sebuah komunitas desain yang beranggotakan para santri dengan diikuti puluhan peserta.
 
 
Pewarta: Ahmad Hanan
Editor: Ibnu Nawawi