Daerah

Sudah Bukan Saatnya Pemuda NU Bicara Bid'ah

Sen, 10 Februari 2020 | 03:00 WIB

Sudah Bukan Saatnya Pemuda NU Bicara Bid'ah

Mustasyar MWCNU Karang Penang, Sampang, Gus Fauzan Zaini. (Foto: NU Online/Sulaiman)

Sampang, NU Online

Arus globalisasi semakin besar dan bonus demografi sudah di depan mata. Bersamaan dengan itu, media sosial menjadi piranti favorit sebagai alat komunikasi dan menebar sekaligus memperoleh informasi. Namun pemuda tak boleh termakan dengan berita-betia bohong (hoaks), justru harus menjadi penangkal terhadap berita-berita yang menyesatkan itu.

 

"Peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menangkal berita bohong yang sering kita sebut hoaks. Melalui banyak belajar, diskusi dan membaca, agar tidak terkecoh," jelas Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, KH Fauzan Zaini, saat mengisi Kongkow Literasi, di Desa Tlambah, Kecamatan Karang Penang, Ahad (9/2).

 

Gus Fauzan, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa peran pemuda di media sosial cukup besar. Mereka dituntut bisa memfilter informasi yang ada, dan meluruskan jika berpontensi menyesatkan.

 

"Harapan kita sekarang ada pada pemuda, terutama pemuda NU. Karena rata-rata mereka aktif di media sosial. Mereka harus bisa menyaring setiap pemberitaan yang muncul dan tak gampang tertipu. Selain itu, mereka juga diharapkan bisa meluruskan berita-berita yang terindikasi bohong. Sekarang itu, banyak pihak berusaha menyerang melalui media sosial dengan cara mengadu domba, salah satunya dengan informasi yang sering dipelintir," paparnya.

 

Pemuda adalah pahlawan di masa depan, dan sebagai penentu dalam memajukan sebuah negara. Jika pemuda sudah mudah terlena dengan kenyamanan yang ada sekarang dan tidak menggagas hal yang positif, maka nasib bangsa ke depan menjadi taruhannya.

 

"Jangan harapkan Indonesia maju, apabila pemudanya gampang terlena. Mudah menelan informasi tanpa disaring terlebih dulu dan akhirnya mudah menyalahkan orang lain," tambah Gus Fauzan.

 

Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo itu juga mengingatkan agar pemuda milenial tidak hanya berdiskusi tentang masalah hukum, halal haram dan bid'ah, apalagi membahas celana cingkrang, karena pemuda di luar sana sudah membicarakan jauh berpikir dan bergerak bisa pergi ke bulan.

 

"Jika itu-itu saja yang dibahas, jelas kita akan ketinggalan. Di luar sana sudah sampai di bulan, sedangkan kita masih membahas celana cingkrang," lanjutnya.

 

Maka dari itu, Gus Fauzan berpesan agar pemuda memperbanyak membaca dan berkarya. Jika membaca buku soal keagamaan, lebih berhati-hati.

 

"Karena, sekarang sudah banyak buku karangannya Wahabi, Syi'ah dan HTI yang beredar di pasaran. Ini akan berdampak berbahaya terhadap keutuhan NKRI," pungkasnya.

 

Kontributor: Sulaiman

Editor: Aryudi AR