Sumenep, NU Online
Makna terpenting dari kaderisasi yang diselenggarakan organisasi adalah memastikan mereka siap bersaing dalam kondisi apapun. Hal tersebut juga berlaku bagi aktifis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang mengikuti Pelatihan Kader Dasar atau PKD.
Hal tersebut disampaikan Syaiful Bahri pada pembukaan PKD di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah UsyumiĀ (STITA) Sumenep, Jawa Timur, Kamis (10/5). Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari tersebut dilangsungkan di balai desa Kasengan Kecamatan Manding.
Menurut Ketua Komisariat PMII STITA ini, PKD adalah proses jenjang kaderisasi kedua PMII setelah Masa Penerimaan Anggota Baru atau Mapaba. āDan apa yang dilakakan peserta sebagai bentuk keseriusan dalam berorganisasi," katanya.
Dengan mengusung tema diskursus profesionalitas organisasi sebagai indikator kader mujahid, Syaiful Bahri mengemukakan bahwa hakikat pengkaderan adalah berupaya melahirkan kader yang berkrakter pejuang. "Juga mereka yang siap berkompetesi sehingga menjadi kader yang survive dalam menghadapi situasi dan kondisi apapun," tuturnya.
Karena demikian besar harapan yang disandarkan, diharapkan peserta bisa mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik dan serius. "Selama tiga hari kalian harus aktif dalam mengikuti PKD supaya betul-betul menjadi kader yang bukan sebatas memiliki sertifikat," ujarnya.
PKD secara resmi dibuka Majelis Pembina Komisariat dan Ketua Komisariat, serta diikuti puluhan kader dari kampus setempat. (Mahrus/Ibnu Nawawi)