Daerah

Pelajar SMANUSA Siapkan Diri ke Jepang

NU Online  ·  Rabu, 1 Oktober 2014 | 14:02 WIB

Gresik, NU Online
Aula Idham Khalid SMANUSA Gresik dipenuhi ratusan siswa. Mereka menghadiri acara Talk On: "Japanese Culture and Education". Acara itu diadakan SMANUSA Gresik bekerja sama dengan Japan Consulate dan Untag Surabaya Selasa (30/9).
 <>
Sebelum Ms. Nakamura Iyoko (The Japan Foundation), Ms. Morohira Kaori (Japanese Consul) dan Dra. Endang Poerbowati Mpd (Untag) menguraikan seluk-beluk sistem pendidikan kebudayaan di Jepang, Kolintang Orkestra SMANUSA berunjuk karya. Musik orkestra yang merupakan musik modern pun berkolaborasi dengan musik kolintang yang tradisional. Aula Idham Khalid pun menjadi ramai.
 
"Memang, keterbukaan pendidikan dan kebudayaan antarnegara tak dapat dielakkan. Dan untuk itu kita tak boleh menjadi penonton saja. Tapi mesti turut serta di dalamnya.  Berperan dan berusaha mewarnai. Serta mengembangkan sesuai keberadaan kita sebagai bangsa Indonesia," kata Drs. H. Moh. Nasihuddin, M.Pd di sela-sela acara.
 
Sedangkan, menurut Ahmad Mudjiono S. PdI., acara talk on itu, di samping menyiapkan siswa-siswa SMANUSA ke Jepang. Juga menjajagi kerja sama yang berbasis pada kebudayaan, pendidikan dan beasiswa. Dan penjajagan ini merupakan agenda besar SMANUSA, setelah tahun kemarin bekerja sama dengan beberapa universitas yang ada di Thailand dan Taiwan.
 
Pada saat tanya jawab, beberapa siswa terlaihat antusias. Rata-rata mereka ingin mengetahui universitas-universitas di Jepang yang dapat menampung mereka jika sudah lulus SMA. Mereka ingin menimba ilmu ekonomi dan bahasa.
 
Oleh Nevi Sulistiyowati, siswa kelas X IBBU, dikatakan: "Bahwa acara perkenalan universitas-universitas dari luar negeri ke SMANUSA sangat penting. Sebab, dengan banyaknya pekenalan semacam ini, siswa dapat menentukan sendiri, kemana dan mau kemana setelah SMA. Apalagi, jika mau serius, beasiswa pun makin bertebaran."
 
Ada yang menarik dari brosur yang dibagi. Yaitu, kerja sama pendidikan ke Jepang  ternyata juga untuk guru. Baik guru SD sampai SMA. Baik negeri maupun swasta. Dan kerja sama itu berupa program penataran guru dari semua mata pelajaran. Kecuali bahasa Indonesia, bahasa daerah, agama, bahasa Arab, PKN dan bidang-bidang kejuruan.
 
"Program untuk penataran guru ini sangat baik. Jika ada kesempatan, saya ingin ikut serta," kata Faris, guru fisika SMANUSA. Dan ini ditimpali oleh Ratna, guru bahasa Indonesia SMANUSA, meski di program penataran untuk guru ke Jepang tak mengikutkan bidang pelajaran yang diampunya.
 
Menurut Anharul Machfudz, guru Aswaja SMANUSA, juga tetap menyambut baik program tersebut. Apalagi, jika nanti guru-guru agama bisa pergi secara mandiri ke Jepang. Di samping menengok siswa-siswa yang ada di sana, juga dapat belajar tentang kehidupan masyarakat Jepang. Yang hasilnya, bisa digunakan untuk pembekalan kerohanian bagi siswa-siswa yang berangkat tahun depan.
 
Saat acara berakhir, Krisadji AW, guru seni rupa  SMANUSA menghimbau: "Sudah saatnya kita memamerkan karya-karya siswa ke Jepang. Dan pameran itu, di samping sebagai penerusan acara talk on, juga sebagai unjuk karya. Bahwa siswa SMANUSA pun mampu untuk melakukan kerja kreatif secara kongkrit di luar negeri." (EmLu/Abdullah Alawi)