Banyumas, NU Online
Riverside Coffe Shop Purwokerto Jumat, (31/8) sore terlihat sedikit ramai. Puluhan kursi pengunjung yang tersedia tampak dipenuhi oleh para remaja yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah.
Mereka terlihat sedang khidmat mengikuti pelatihan menulis yang digelar oleh Lembaga Pers dan Jurnalistik Pimpinan Anak Cabang IPNU IPPNU Karanglewas, berkerja sama dengan Taman Baca Masyarakat (TBM) Anfat dan Sekolah Kampoeng Menulis Purwokerto di Kafe yang terletak di tepi kali Logawa itu.
Mengusung tema Menulis Essay: Mudah dan Asyik, panitia menghadirkan beberapa pemateri. Antara lain Titi Anisatul Laely, selaku pegiat literasi Banyumas, Era Prima Nugraha, Pembina IPNU Banyumas, Nur Laela Diryat yang juga dosen Unsoed Purwokerto, serta Manager Kamponeng Menulis Purwokerto Khafid Syabani.
Fajar Pujianto, ketua panitia kegiatan menjelaskan, pihaknya sengaja menggandeng beberapa organisasi dan komunitas untuk saling menebar manfaat. Khususnya bagi para pelajar agar mampu menulis esai dengan mudah.
"Lewat menulis esai juga bisa mendatangkan banyak rezeki, yaitu dengan mengikuti lomba menulis yang sekarang banyak diadakan oleh beberapa pihak," kata Fajar. Selain itu juga salah satu syarat mendapatkan program beasiswa strata dua, karena banyak yang mengharuskan untuk membuat karya ilmiah berupa esai, lanjutnya.
"Itu bisa menjadi peluang yang besar jika para pelajar bisa membuat atau menulis esai yang baik dan benar," katanya kepada NU Online di sela acara.
Ketua PAC IPNU Karanglewas, Ikhasnudin menjelaskan menulis esai juga menjadi salah satu syarat tertulis mengikuti jenjang pengkaderan kedua di IPNU IPPNU, yaitu Latihan Kader Muda (Lakmud).
"Dengan begitu, para remaja IPNU dan IPPNU secara tidak langsung telah belajar membuat karya tulis yang menjadi kreasi tersendiri tentunya," ucap pria yang akrab disapa Ikhsan ini.
Tak hanya itu, lanjut Ikhsan peserta juga diharapkan mampu menulis kondisi lingkungan sekitar dengan tulisan esainya. "Serta berharap agar IPNU IPPNU bisa menjadi wadah belajar tentang dunia kepenulisan melalui lembaga pers dan jurnalistik," ungkapnya.
Titi Anisatul Laely, salah satu pemateri menjelaskan, para peserta rata-rata mempunyai berbagai masalah yang komplek. "Misalnya malu, takut dan tidak percaya diri terhadap tulisannya sendiri, juga takut tulisannya ditertawakan," ungkapnya.
Hal tersebut sebenarnya bisa disiasati dengan cara rajin berlatih dalam menulis. "Juga jangan mudah menyerah dalam berlatih menulis," katanya.
Baginya, harus ada kemauan kuat untuk belajar menulis, juga motivasi yang tinggi dari dalam diri sendiri. "Dan tentu saja terus meningkatkan kemampuan dalam ilmu dan pengetahuan menjadi poin utama yang terus ditingkatkan terus menerus," pungkasnya. (Kifayatul Ahyar/Ibnu Nawawi)