Daerah

Pegiat Kaligrafi Harus Miliki Wawasan Semesta

NU Online  ·  Kamis, 11 Juli 2013 | 03:41 WIB

Yogyakarta, NU Online
Menyambut bulan Ramadhan 1434, para pegiat seni kaligrafi mengikuti lomba kaligrafi nasional yang diadakan oleh laboratorium agama masjid UIN Sunan Kalijaga. Tema yang diambil kali ini adalah tentang astronomi, yang terkait dengan penetapan awal bulan qamariyah.<>

Lomba kaligrafi diadakan di kantor Pusat Studi dan Produksi Kaligrafi, gedung CSC (Cervice Student Centre) UIN Suka, pekan lalu (6/7). 

“Ini kan temanya astronomi. Astronomi menentukan kadar cahaya. Dengan cahaya itu orang berhitung kapan Ramadhan, kapan lebaran. Dalam konteks sosial, cahaya itu digunakan untuk menghitung kapan menanam jagung, kapan panen, dan sebagainya. Jadi seorang kaligrafer memiliki wawasan semesta. Bagaimana memaknai hisab-ru’yah sementara orang banyak berdebat tentang itu,” demikian Robert Nasrullah, kaligrafer internasional yang menjadi panitia penyelenggara sekaligus juri pada perlombaan kali ini menuturkan tema lomba serta filosofinya. 

Para kaligrafer yang telah meraih juara dan mengikuti lomba kaligrafi di tingkat nasional dan berpartisipasi dalam lomba kali ini yaitu mahasiswa ISI (Institut Seni Indonesia), mahasiswa UIN Suka, mahasiswa UGM (Universitas Gadjah Mada), mahasiswa UAD (universitas Ahmad Dahlan), serta kaligrafer tingkat nasional non mahasiswa yang berasal dari Kota Gede, Muntilan, dan sebagainya. 

Menurut keterangan Robert, sapaan akrab Robert Nasrullah, dibandingkan lomba kaligrafi yang ada selama ini, perlombaan yang diikuti oleh 16 peserta itu termasuk jumlah yang bersar. Sebab menurut pengalamannya, peserta lomba kaligrafi tingkat nasional tak jarang hanya diikuti oleh 10 hingga 12 peserta.

Acara yang berlangsung sejak pukul 10:00 hingga 14:00 ini dibuka langsung oleh Direktur Musiun Astronomi, Susiknan Azhary.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Nur Hasanatul Hafshaniyah