Daerah PEDULI COVID-19

PCNU Pringsewu Terbitkan Panduan Shalat Idul Fitri di Rumah

Ahad, 10 Mei 2020 | 10:00 WIB

PCNU Pringsewu Terbitkan Panduan Shalat Idul Fitri di Rumah

Ilustrasi shalat di rumah. (Freepik)

Pringsewu, NU Online
Di tengah wabah Covid-19 yang masih melanda Indonesia saat ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama telah mengeluarkan edaran agar umat Islam menyelenggarakan berbagai ibadah secara mandiri di rumah.
 
Selain shalat Tarawih, PBNU juga mengimbau umat Islam untuk melaksanakan shalat Idul Fitri 1441 H secara mandiri di kediaman masing-masing untuk memutus rantai penyebaran Corona.

Menyikapi edaran ini, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Pringsewu, Lampung segera menerbitkan panduan tata cara melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri di rumah.
 
Hal ini untuk memudahkan umat Islam khususnya di Kabupaten Pringsewu untuk melaksanakan ibadah yang biasanya dilaksanakan secara berjamaah ini.

“Saat ini kondisi darurat. Perlu panduan khusus agar keutamaan-keutamaan Idul Fitri 1441 H seperti shalat Id bisa diraih di tengah pandemi wabah Corona saat ini,” kata Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufik Qurrahim kepada NU Online, Ahad (10/5).

Panduan ini akan disebarkan ke seluruh pengurus NU dan warga NU di Pringsewu lebih awal. Hal itu dilakukan agar umat Islam memiliki waktu cukup untuk mempelajari dan memahaminya terlebih dahulu.
 
Selain itu, PCNU Pringsewu juga berencana menerbitkan khutbah Idul Fitri singkat bagi para khatib shalat Idul Fitri.

Berikut Panduan Singkat Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Rumah saat Wabah Virus Corona yang diterbitkan oleh PCNU Pringsewu:

Hukum shalat Idul Fitri  adalah sunnah muakkad (dianjurkan) mulai terbitnya matahari sampai dengan dzuhur pada 1 Syawwal.

Sunah membaca takbir sejak malam Idul Fitri sampai sebelum shalat Idul Fitri (boleh berjamaah atau sendirian) dengan bacaan:

اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْد
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ـ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ 

Disunahkan mandi, sarapan, memakai pakaian yang bagus dan minyak wangi sebelum shalat Idul Fitri. Membayar zakat fitrah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri jika belum melaksanakannya.

Tidak ada adzan dan iqamah dalam shalat Idul Fitri. Bisa diganti bacaan:

صَلُّوْا سُنَّةَ لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Shalat Idul Fitri dilakukan sebanyak dua rakaat sebelum khutbah dengan niat sebagai berikut: 

اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا/ إِمَامًا للهِ تَعَالَى

Rakaat pertama diawali dengan takbiratul ihram dan 7 kali takbir dilanjutkan membaca surat Al Fatihah, dan pada rakaat kedua membaca takbir 5 kali dilanjutkan membaca Al Fatihah, dengan mengangkat ke dua tangan di setiap takbirnya.

Di antara dua takbir boleh membaca tasbih, tahmid dan shalawat atau bacaan:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Bacaan surah setelah Fatihah di rakaat pertama adalah surah Qaf dan rakaat kedua adalah surah al-Qamar. Bisa juga membaca surah al-A'la pada rakaat pertama dan al-Ghasiyah pada rakaat kedua, atau dengan surah lain.

Apabila imam lupa tidak bertakbir sebanyak 7 kali (setelah takbiratul ihram langsung membaca Fatihah) atau tidak bertakbir pada rakaat kedua sebanyak 5 kali, maka shalat tetap sah dan tidak perlu sujud sahwi.

Hendaknya semua keluarga ikut mendengarkan khutbah. Khutbah tidak perlu panjang, cukup memenuhi rukun yakni membaca Tahmid, Shalawat, membaca ayat Al-Qur’an, menyampaikan wasiat takwa, dan berdoa memohon ampun. Begitu juga di khutbah yang kedua.
 
Jika yakin seluruh keluarga bebas dari virus, maka setelah khutbah boleh bersalaman saling memaafkan. Jika dalam keadaan sendirian tanpa ada teman lain untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka cukup melaksanakan shalat Idul Fitri sendiri tanpa khutbah.

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori