Jombang, NU Online
Menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama (NU) hendaknya betul-betul menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku, termasuk juga taat dan melaksanakan pemahaman serta sejumlah ajaran yang ada di organisasi Islam terbesar di Nusantara ini.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Jawa Timur KH Salmanudin Yazid menegaskan, ber-NU seperti mengendarai kereta yang sudah memiliki jalan tersendiri yakni rel. Tak bisa kemudian lepas dari rel tersebut, atau sengaja lepas dari jalannya. Sebab akibatnya cukup serius, kereta dan penumpangnya bakal mengalami kecelakaan.
"NU seperti kereta yang sudah ada jalannya sendiri," katanya di Kantor PCNU Jombang, Senin (10/9).
Dengan demikian tidak bisa kemudian merubahnya atau menggantinya dengan jalan yang lain, sebab akan tidak sesuai dan justru rawan kecelakaan. Begitu juga dengan pimpinan NU di setiap tingkatan kepengurusan sekalipun, dengan kekuatan jabatannya sebagai pimpinan atau ketua tetap tidak bisa melakukan kesewenang-wenanangan dalam memimpin NU apalagi keluar dari jalan NU yang sudah ditentukan.
"Siapapun sopirnya, tetap harus lurus di jalan rel yang sudah ada itu," jelas Pengasuh Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang ini.
Bisa juga dianalogikan dengan naik pesawat yang juga sudah memiliki rute tersendiri setiap kali melakukan penerbangan. "Seperti pesawat juga, seorang pilot tidak boleh sewenang-wenang dalam menyetir," ujar Gus Salman sapaan akrabnya.
Ia tak menampik banyak godaan dan tantangan yang mencoba menggiring NU untuk keluar dari jalannya. Terlebih godaan politik praktis. Namun demikian bagaimanapun bentuk godaan dan tantangannya, NU harus komitmen dengan jalan yang sudah digariskan. (Syamsul Arifin/Muiz)