Daerah

PCNU Bolmong Utara Gelar “Jumat Menyapa”

NU Online  ·  Sabtu, 10 Januari 2015 | 01:02 WIB

Bolmong Utara, NU Online
Pengurus  Cabang NU Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Utara, Provinsi Sulawesi Utara yang baru terpilih langsung membuktikan kinerjanya dengan melaksanakan salah satu program mingguan yang di sebut dengan “Jumat Menyapa“.

Program ini dilaksanakan perdana di Masjid Nurul Iman Desa Tuntung Timur Kecamatan Pinogaluman, Kabupten Bolmong, Jumat, (9/1),  dan akan berlanjut  setiap hari Jumat di seluruh masjid Bolmong Utara. Dalam kegiatan ini, Pengurus NU juga mengajak pengurus badan otonom NU.

Dalam program ini, PCNU Bolmong Utara mengisi kegiatannya dengan bakti sosial di masjid, khotbah keliling, dialog dengan para jamaah seputar islam rahmatan lil alamin dan aqidah ahlussunnah waljamaah, kemudian dilanjutkan dengan rapat perencanaan kegiatan sekolah kader ulama  gelombang pertama yang akan dipusatkan di Kecamatan Pinogaluman, pada rapat tersebut di hadiri langsung oleh ta`mirul masjid nurul iman dan kepala desa setempat.

Ketua PC NU Bolmong Utara Supriadi Goma, S.Pd.I dalam sambutannya mengatakan, kegiatan “Jumat Menyapa“ ini bertujuan pertama, membangun silaturahim antar warga NU dengan masyarakat  agar tercipta hubungan sosial yang harmonis sesuai ajaran islam rahmatan lil alamin, kedua, lanjutnya, memberikan pemahaman yang santun kepada jamaah atau masyarakat tentang ajaran islam aqidah ahlusunnah waljamah melalui masjid-masjid. 

Di samping untuk silaturahim, kegiatan ini merupakan upaya awal dalam menangkal gerakan radikalisme yang mulai masuk di masjid-masjid yang dimiliki NU.  “Terutama masjid yang ada di kampung-kampung pelosok,” ungkap Gus Upik sapaan akrabnya.

Sementara itu, Pengurus Ta`Mirul Masjid Nurul Iman Abd. Munif Buhang, S.Pd.I mengatakan, kunjungan PC NU kali ini merupakan penghargaan kepada  kami  karena telah mempercayakan kami sebagai tuan rumah pelaksanaan sekolah kader ulama nanti, disamping itu juga memberikan tambahan wawasan tentang  Nahdlatul Ulama kepada masyarakat.

“Memang masyarakat di sini menjalankan tradisi tahlilan, dan tradisi ke-NU-an lainnya tapi pemahaman masyarakat tentang NU masih minim, untuk itu kegiatan seperti ini harus berulang kali dilaksanakan,” ujar Munif. (Lamunte/Fathoni)