Daerah

Pastikan Tanpa Pungli, LPBHNU Jember Kawal Pemulangan Jenazah PMI dari Malaysia

Ahad, 20 September 2020 | 04:15 WIB

Pastikan Tanpa Pungli, LPBHNU Jember Kawal Pemulangan Jenazah PMI dari Malaysia

Salah satu jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jember yang meninggal dunia dan berhasil dipulangkan ke Jember.(Foto: Istimewa)

Jember, NU Online
Tiga Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jember yang meninggal dunia di Malaysia belum lama ini berhasil dipulangkan ke kampung halamannya di Jember dalam beberapa hari terakhir ini. Ketiga PMI tersebut adalah Eny Sugiartini (Warga Desa Patemon, Kecamatan Pakusari), Maisaroh (Warga Dusun Pasar, Desa/Kecamatan Sumbejambe), dan Siswati (Warga Dusun Krajan, Desa Seputih, Kecamatan Mayang). Untuk jenazah Siswati baru tiba di rumah duka pada Sabtu (19/8).


Kelancaran pemulangan ketiga pahlawan devisa negara itu,  tak lepas dari bantuan  Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Jember. Ketiga keluarga PMI itu memang meminta PC LPBHNU untuk membantu kelancaran pemulangan jenazah tersebut dari Malaysia.


Alhamdulillah, lancar. Lancar sekali, dan tidak ada pungli (pungutan liar),” ujar Kepala Desa Sumberjambe,  Muhammad  Muzakki di kediamannya, Sabtu (19/8).


Di tempat terpisah, suami almarhum Siswati, Maryono juga menyampaikan hal yang sama.  Menurut Maryono, dirinya memang meminta bantuan kepada PC LPBHNU Jember terkait pemulangan jenazah istrinya, dan itu direspons dengan baik. Ia berharap pelayanan-pelayanan terkait PMI perlu mendapat perhatian serius dari NU Jember karena bagaimanapun hampir semua PMI adalah warga NU.


“Saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan NU Jember,” ungkap Maryono di kediamannya.


Sementara itu, Paralegal LPBHNU Jember. Moch Kholili menegaskan bahwa kepercayaan masyarakat  terhadap NU terkait dengan persoalan PMI adalah sebuah amanah yang harus dijalankan. Sebab NU harus tampil memberikan pelayanan ataupun pendampingan kepada masyarakat, apapun masalahnya.


“Kita (NU) tidak boleh meninggalkan tugas-tugas sosial seperti itu agar NU tetap lestari. Urusan politik,  tinggalkan dulu, karena ini menyangkut tugas kemanusiaan,” ucap Ustadz Kholili.


Untuk membantu keluarga PMI tersebut, Ustadz Kholili mengaku langsung menghubungi majikan dari ketiganya di Kualalumpur, Malaysia. Ia meminta sang majikan agar memenuhi hak-hak  PMI selama bekerja ataupun setelah meninggal dunia.


Selain itu, mantan Direktur Mngrat AID  Indonesia itu juga mengontak pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia Malaysia untuk memastikan kelancaran pemulangan jenazah para PMI itu tanpa pungli. Ustadz Kholili juga mengontak Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk tujuan yang sama. Dikatakannya, KBRI atau KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia), Majikan PMI yang bersangkutan, dan BP2MI adalah pihak-pihak yang terkait langsung dengan pemulangan PMI.


Alhamdulillah, melalui jaringan yang kita punya, pemulangan ketiga PMI itu lancar, dan insyaallah bebas pungli,” tuturnya.


Ustadz Kholili berharap Pemerintah Kabupaten Jember membuka Posko atau semacam call center untuk menampung pengaduan warganya yang menjadi PMI. Sehingga jika ada warga Jember yang mengalami musibah di negeri rantau cepat ditangani.


“Idealnya memang harus ada (Posko) mengingat warga Jember cukup banyak yang menjadi PMI,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: MUhammad Faizin