Para Pemuda Papua Barat Ikut PKL dan Susbalan Ansor-Banser
NU Online · Rabu, 20 November 2019 | 03:15 WIB
Sorong, NU Online
Ratusan pemuda di Provinsi Papua Barat mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) dan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor dan Satuan Koordinasi Wilayah Barisan Ansor Serba Guna Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari mulai 15-18 November 2019 di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah yang berada di Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong.
"Peserta berasal dari kabupaten yang ada di Papua Barat di antaranya Manokwari Selatan, Kabupaten dan Kota Sorong, Kabupaten Teluk Bintuni, dan lain-lain, yang diutus oleh masing-masing PC GP Ansor sebagai kader terpilih," ungkap Abdul Salam, ketua panitia kegiatan.
Pelatihan yang diikuti 36 peserta PKL dan 86 peserta Susbalan ini digelar bukan sekedar memenuhi program organisasi. Namun lebih pada peningkatan kualitas kader Ansor dan Banser yang ada di Papua Barat yang diharapkan mampu menjadi penggerak di daerahnya masing-masing.
Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah KH Ikhwanudin merasa bahagia karena kegiatan tersebut dilaksanakan di pesantrennya. Keinginan menjadi penyelenggara kegiatan PKL dan Susbalan sudah menjadi salah satu cita-citanya sejak lama.
"Saya sebagai pengasuh pondok pesantren merasa sangat gembira dengan kegiatan Ansor dan Banser yang diadakan di sini karena ini juga cita-cita saya dari dulu sebagai Banser sejak tahun 1995 yaitu mencetak kader dan membentuk kader militan Aswaja An-nahdliyyah dan benteng bangsa, negara di Bumi Papua," ungkapnya.
Pada kegiatan ini, para peserta mendapatkan berbagai macam materi mulai dari penguatan akidah, nasionalisme kebangsaan, kepemimpinan, dan lain-lain. Penyampaian yang diberikan oleh para instruktur juga sangat menarik karena menggunakan berbagai macam metode.
Faisal Attamimy, instruktur nasional yang menjadi pemateri mengungkapkan, keberadaan Ansor dan Banser di Bumi Papua menunjukkan bahwa organisasi badan otonom NU ini mampu bersinergi dengan budaya dan kebinekaan di Indonesia.
"Inilah salah satu bukti bahwa Ansor-Banser bisa diterima dan bersinergi dengan budaya dan keanekaragaman yang ada di Indonesia, karena kita selalu saling menghargai dan menghormati walau berbeda-beda tetapi satu juga yaitu Indonesia," tegasnya.
Oleh karenanya, Faisal mengajak seluruh anggota Ansor dan Banser untuk untuk selalu menanamkan cinta, merawat, mendakwahkan, menjaga Aswaja an-Nahdhiyyah dan NKRI sebagaimana diajarkan oleh para ulama dan kiai.
“Ansor dan Banser harus bisa menunjukkan Islam yang ramah dan moderat di semua lapisan masyarakat," tandasnya.
Kontributor: Herry Bh
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua