Daerah

Pandemi Corona, Dayah di Bireuen Aceh Percepat Libur Ramadhan

Ahad, 29 Maret 2020 | 03:30 WIB

Pandemi Corona, Dayah di Bireuen Aceh Percepat Libur Ramadhan

Dayah Jami’ah Al-Aziziyah (DJA) Kuta Glee Batee Iliek, Bireuen, Aceh. (Foto: NU Online/Helmi)

Bireuen, NU Online
Gubernur Aceh telah mengeluarkan surat nomor 4/INTSR/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). 
 
Arahan dari Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh tersebut membuat Dayah Jami’ah Al-Aziziyah (DJA) Kuta Glee Batee Iliek, Bireuen mempercepat libur menjelang puasa Ramadhan.
 
Hal ini sebagaimana diungkapkan Pimpinan DJA Kuta Glee Batee Iliek Tgk Muntasir A Kadir dalam siaran tertulisnya kepada media ini, Sabtu (28/3).
 
“Sehubungan dengan status tanggap darurat terkait Covid-19 yang ditetapkan oleh Gubernur Aceh dan Dinas Pendidikan Dayah Aceh, juga ada permohonan sebahagian para wali santri dan mengikuti kebijakan yang diambil oleh beberapa dayah lainnya, DJA   mempercepat libur puasa Dayah Jamiah Al-Aziziyah yang seharusnya dimulai pada tanggal 19 April 2020, ke tanggal 29 Maret 2020,” kata surat tersebut.
 
Ayah Kuta Glee, sapaan akrabnya ini menambahkan jadwal kembali ke Dayah setelah hari raya akan diberitahukan kembali kepada wali santri melalui telepon, SMS, WA atau media lain.
 
“Sementara itu ujian kenaikan kelas yang seharusnya diselenggarakan sebelum libur puasa, ditunda ke masa santri kembali ke dayah setelah hari raya,” kata pria yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Bireuen ini. 
 
Sedangkan bagi para santri yang sudah berada di kampung sebelum masa libur, diizinkan masuk ke komplek dayah untuk mengambil barang dalam masa rentang waktu antara tanggal 1 hingga 5 April 2020.
 
Rektor Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga ini juga berharap orang tua atau wali dapat mengindahkan kebijakan ini dengan kondisi mewabahnya Corona saat ini. 
 
“Juga kerja sama DJA baik guru dan wali santri dapat terus terjalin terlebih situasi yang mendesak seperti ini,” ungkapnya.
 
Dirinya atas nama DJA mohon maaf atas ketidak nyamanan terhadap kebijakan dan mengucapkan terima kasih banyak kepada para wali santri atas perhatian dan kerja sama yang baik demi kebaikan bersama. 
 
Catatan NU Online, sejarah telah mencatat bahwa LPI Dayah Jamiah Al-Aziziyah didirikan oleh Syekh Abu H Hasanoel Bashry HG (Abu Mudi) pada 19 Januari 2012 di daerah perbukitan Batee Iliek pada lahan seluas 16 hektar di bawah pimpinan Tgk Muntasir A Kadir yang juga kini sebagai Ketua PCNU Bireuen.   
 
Seiring perjalanan waktu dan penyempurnaan kesiapannya, Dayah Jamiah Al-Aziziyah diresmikan oleh Abu Mudi pada hari Ahad, 3 Maret 2013.   
 
LPI Dayah Jamiah Al-Aziziyah termasuk salah satu lembaga pendidikan dengan sistem salafiyah yang menitik beratkan pendidikannya pada kajian kitab Arab gundul atau disebut kitab kuning karya para ulama terdahulu. Kurikulum yang diterapkan sepenuhnya diadopsi dari Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga yang merupakan induk Dayah Jamiah Al-Aziziyah. 
 
Di samping itu Dayah Jamiah AL-Aziziyah juga memfasilitasi santrinya dengan pendidikan formal mulai dari jenjang SMP, SMK jurusan TKJ, ekonomi Islam dan multimedia dan program strata satu (S1) Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah.    
 
Untuk kegiatan ekstra kurikuler ada kelas pembinaan bahasa Arab dan bahasa Inggris dengan dididikan tenaga guru yang memiliki dua latar belakang pendidikan yakni formal dan nonformal. Yang juga ditekankan adalah mereka telah menyelesaikan pendidikan program S1 hingga S3.
 
 
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Ibnu Nawawi