Daerah

Pandanglah Pasangan Hidupmu dari Sisi Kelebihannya

Rab, 19 Agustus 2020 | 08:30 WIB

Pandanglah Pasangan Hidupmu dari Sisi Kelebihannya

Pasangan suami istri melangsungkan akad nikah. (Foto: hiveminer.com)

Pringsewu, NU Online
Salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah SWT adalah menciptakan manusia di muka bumi ini berpasang-pasangan. Namun tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi pasangan masing-masing manusia. Hanya Allah SWT yang tahu karena memang Ia telah menetapkannya sebelum manusia terlahir ke muka bumi ini.


Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang menjelaskan tentang tujuan dipasang-pasangkannya laki-laki dan perempuan. Dalam ayat tersebut Allah SWT menggunakan kalimat khalaqa (fiil madhi) yang menunjukkan bahwa Ia menciptakan manusia berpasang-pasangan tanpa ada campur tangan manusia. 


“Allah tidak membutuhkan ikhtiar manusia dalam memasang-masangkan makhluk bernama manusia,” jelas Wakil Katib Syuriyah PCNU Pringsewu, Lampung KH Muhammad Nur Aziz di Pringsewu, Rabu (19/8).


Sehingga, lanjut Pengasuh Pesantren Madinatul Ilmi Pagelaran ini, pasangan hidup (istri atau suami) manusia dalam kehidupan ini merupakan kehendak Allah SWT yang tidak dapat ditolak. Semua telah ditentukan dengan kekurangan dan kelebihan pasangan masing-masing.


“Jadi pandanglah pasangan kita dari sisi kelebihannya. Jangan pandang dari sisi kekurangannya. Jika kita memandang kelebihannya pasti kita akan bisa bersyukur. Tapi kalau melihat kekurangannya saja, maka kita akan terus mengeluh dan menyesal,” tegasnya.


Kekurangan setiap pasangan yang diberikan Allah SWT sejatinya adalah menjadi pelengkap dan penyempurna dalam kehidupan berumah tangga. Karena manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. 


Kiai Aziz pun mengingatkan bahwa pasangan hidup tidak boleh dilihat dari sisi fisik dan materi saja karena itu tidak akan kekal keberadaannya. Setiap pasangan diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadikannya sakinah mawadah wa rahmah.


Sakinah, mawadah, wa rahmah ini tidak harus kaya. Tapi lebih bersifat kepuasan batin berupa kesehatan, kebahagiaan, dan selamat dunia dan akhirat,” jelasnya.


Maka dalam kehidupan berumah tangga tidak boleh diukur dari banyaknya harta yang dimiliki, namun dari kebahagiaan dan kemesraan yang tercipta dalam rumah tangga. kebahagiaan, kedamaian, dan kemesraan rumah tangga menurutnya akan mendatangkan rezeki bagi setiap pasangan.


“Sering senyum kepada pasangan merupakan pembuka rezeki, namun sebaliknya, cemberut kepada pasangannya akan menutup rezeki,” ungkapnya.


Kemesraan dalam rumah tangga sendiri merupakan perintah Allah SWT. Allah telah memberi rambu-rambu untuk saling mawaddah wa rahmah yang diimplementasikan dengan cara masing-masing oleh setiap pasangan suami istri dalam rumah tangganya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin