Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Metro, Lampung, KH Fachrudin Hudan mengatakan, sebagai anak yang tahu balas budi sepatutnya selalu mengirimkan doa kepada orang tua. Terlebih jika mereka sudah meninggal dunia.
"Ruh kita nanti ketika meninggal, akan bertemu dengan ruh orang tua kita yang telah mendahului kita. Dan ketika kita tidak mengirimkan doa, maka mereka akan menagih kepada kita tentang kiriman doa kita," katanya di RM Sate Sidodadi yang juga merupakan kediamannya, Sabtu (5/3).
Oleh karena itu, ia mengingatkan dan menekankan pentingnya mengirimkan doa setidak tidaknya dengan bacaan surat Al-Fatihah. "Kirimlah doa baik sendiri maupun dengan mengundang orang lain untuk membantu mendoakan. Minimal Fatihah, bacaan Qur’an, syukur syukur menghajikan mereka apabila belum menunaikan ibadah haji," terangnya.
Kiai Hudan juga berpesan agar selalu mendidik anak di zaman modern seperti ini dengan cara yang baik dan benar. Dengan cara seperti itu generasi penerus bisa selalu memegang teguh aqidah dan amaliyah Ahlussunnah wal-Jamaah yang pada zaman ini sudah semakin kuat dikikis oleh paham paham baru.
"Jangan sampai aqidah dan amaliyah baru sekarang ini meracuni anak kita sehingga membuat mereka anti-mengirim doa kepada orang tua. Hanya doa yang mereka harapkan “di sana”," tegasnya.
Kiai Hudan menambahkan, dalam kehidupan dunia yang sementara ini hendaknya tidak selalu mementingkan kepentingan sendiri. "Hidup ini sementara. Berbekallah untuk akhirat kita. Jangan selalu mementingkan kehidupan dunia dan mementingkan diri sendiri," imbaunya.
Ia juga berpesan agar para orang tua dapat menanamkan kepada para putra putrinya untuk senantiasa menjaga nama baik diri sendiri dan keluarga dan tidak terlalu memanjakannya. "Kalau mereka kita manjakan dan selalu mencemarkan nama baik diri sendiri dan keluarga maka kita yang akan susah sendiri," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua