Opsi Bupati tidak Sejalan dengan Ponpes Ciwaringin
NU Online · Selasa, 4 September 2007 | 04:08 WIB
Cirebon, NU Online
Opsi Bupati Cirebon Dedi Supardi kepada Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto untuk menyelesaikan penolakan santri dan ulama Pondok Pesantren (Ponpes) Ciwaringin terhadap pembangunan Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cikapa) ternyata tidak sejalan dengan keinginan santri dan ulama ponpes tersebut.
"Salah satu opsi bupati itu bukanlah keinginan kami, karena kami secara tegas meminta agar trace jalan tol itu bergeser ke Utara dan tidak memotong areal pengembangan Ponpes Ciwaringin," kata salah seorang tokoh pesantren Babakan Ciwaringin, Ahmad Bakuni, kepada wartawan, Minggu.
<>Ia menjelaskan, dalam pertemuan dengan perwakilan pesantren, Bupati Cirebon saat itu sangat mendukung atas perjuangan kami dalam menolak rencana pembangunan jalan tol yang akan melintas ke areal pesantren, namun Bupati juga menawarkan dua opsi dan salah satunya jalan tol tidak bergeser tetapi dibangun jembatan layang sepanjang 350 meter dan jalan di kanan dan kiri ruas tol.
"Kami jadi kaget ketika Bupati mengajukan dua opsi yang salah satunya tetap adanya jalan tol yang membelah areal pengembangan Pesantren," katanya.
Sementara Ketua Fraksi PKB DPRD Kab Cirebon, Masykur Ibnu Ilyas, meminta agar Pemkab Cirebon segera mengubah isi permohonan peninjauan ulang kepada Menteri PU karena salah satu opsi ternyata tidak sejalan dengan aspirasi dari warga, santri, dan ulama yang berada di Babakan Ciwaringin.
"Surat itu kan akan dilayangkan Senin besok, jadi masih ada kesempatan untuk disesuaikan dengan aspirasi mereka, supaya tidak muncul persoalan kedua," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasca penandatanganan sekitar 10.000 ulama, santri dan warga yang berada di area Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin untuk menolak trace jalan tol Cikapa, Pemerintah Kabupaten Cirebon merespon aspirasi tersebut dengan mengeluarkan surat permohonan peninjauan ulang kepada Menteri PU.
Dua opsi yang ditawarkan yaitu menggeser trace jalan tol ke arah Utara atau membangun jembatan layang ditambah dengan jalan di kanan kiri jalan layang tersebut. Sampai sekarang belum jelas, siapa yang mengusulkan kepada Bupati adanya opsi pembangunan jalan layang tersebut yang sebenarnya bukan aspirasi warga Babakan Ciwaringin.
Pimpro Tol Cikampek-Palimanan Azwar Hamid dari PT Lintas Marga Sedaya, konsorsium yang membangun jalan tol itu, saat acara "Public Hearing" 25 Juli 2007 di hadapan puluhan aparat desa dan Muspika di Kantor Kecamatan Palimanan mengatakan, setelah disurvei Konsultan Jepang yaitu PT Mitra Pasific ternyata banyak trace yang harus digeser sehingga tidak lagi seusai dengan peta awal.
Pergeseran itu disebabkan adanya pergeseran di sekitar Kopo, Cikampek karena trace jalan menghindari danau bekas galian C sehingga trace jalan yang lain juga mengalami perubahan, bergeser sekitar 500 meter ke sebelah Selatan trace semula.
Saat itu aparat desa juga sudah mengingatkan bahwa perubahan tapak tol itu akan menabrak kawasan pondok pesantren, namun jawaban Azwar justru menegaskan bahwa semua itu sudah final. (ant/sib)
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
5
Kick Off Jalantara, Rais Aam PBNU Pimpin Pembacaan Kitab Karya Syekh Abdul Hamid Kudus
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua