NU Tak Kenal Mengafirkan dan Memunafikkan Kelompok Lain
NU Online · Rabu, 26 April 2017 | 18:01 WIB
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang berhaluan moderat memiliki karakter moderat dalam hidup bermasyarakat. Karakter moderat (tawassuth), toleran (tasamuh), dan harmoni (tawazun) ini menjadi pedoman dalam berpikir dan bertindak warga NU di berbagai tingkatan.
Salah satu karakter yang menunjukkan sikap moderat warga NU ini ditunjukkan dengan sikap menghindari sikap fanatisme dan ekstrem baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.
Hal ini disampaikan Ustadz Khoirul Hafidz Fanani dalam halaqah Aswaja yang diselenggarakan di Kantor MWCNU Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, Senin (24/4).
“NU tak menerima fanatisme, tak ada konsepnya dalam NU,” kata Ustadz Hafidz di hadapan sekitar lebih dari 100 hadirin.
Lebih jauh lagi Ustadz Hafidz menjelaskan, karena NU tak menerima konsep fanatisme, maka NU tidak pernah mengafir-kafirkan dan memunafik-munafikkan orang lain.
“Kita bilang bahwa kita yang benar dan masuk surga, tapi tidak mencap mereka sebagai penghuni neraka,” tambahnya disambut tepuk tangan para hadirin.
Acara yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Malang ini mengangkat tema Indahnya Beraswaja. Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatu Ulama (MWCNU) Kecamatan Poncokusumo, Pakis, Tumpang, dan Kecamatan Wajak.
Hadir pula dalam halaqah ini para kiai setempat, Ketua PCNU Kabupaten Malang Umar Usman dan beberapa pengurus LDNU Kabupaten Malang. (Ahmad Nur Kholis/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua