Daerah

NU Peduli Atasi Dampak Jebolnya Tanggul Sungai Wulan Kudus

Sel, 5 Januari 2021 | 16:15 WIB

NU Peduli Atasi Dampak Jebolnya Tanggul Sungai Wulan Kudus

Relawan dari Banser Tanggap Bencana (Bagana) memperbaiki tanggul Sungai Wulan yang jebol. (Foto: M Qomarul Adib)

Kudus, NU Online
Tanggul Sungai Wulan di Dusun Goleng, Desa Pasuruan Lor, Kecamatan Jati, Kudus Jawa Tengah jebol pada Sabtu (2/1). Jebolnya tanggul disebabkan tingginya luapan Sungai Wulan dan menyebabkan banjir yang berdampak di tiga desa, yakni Pasuruhan Lor, Setrokalangan, dan Karangturi.

 

Warga NU di Kudus, M Qomarul Adib mengatakan untuk mengatasi dampak tersebut, NU Peduli segera melakukan tindakan dengan perbaikan tanggul. Aksi ini melibatkan relawan dari Banser Tanggap Bencana (Bagana) Kabupaten Kudus dan relawan dari organisasi lainnya.


Selain itu, NU Peduli juga mendirikan posko pengungsian di TPQ Khuryatul Fikri Pasuruhan Jati Kudus. Akibat jebolnya tanggul ada 1.100 lebih keluarga yang harus diungsikan, meski sebagian warga memilih untuk tetap tinggal dan tidak mau mengungsi. Para relawan mengedukasi warga agar mau mengungsi karena debit air masih tinggi.

 

Untuk keperluan itu, NU Peduli telah menyiapkan armada berupa ambulans dan mobil layanan umat dari NU Care-LAZISNU guna mengevakuasi warga tiga desa tersebut. Bantuan juga disalukan pada Senin (4/1) oleh NU Care-LAZISNU Kabupaten Kudus untuk warga terdampak banjir.

 

Ketua NU Care-LAZISNU Kabupaten Kudus, H Ihdi Fahmi menyampaikan, bahwa ini adalah pendistribusian bantuan tahap pertama yang dilakukan. "Ini tahap pertama pendistribusian bantuan. Nanti bantuan selanjutnya akan kami distribusikan secara bertahap," katanya.

 

Bantuan tahap pertama meliputi beras, mie instan, minyak goreng, air mineral, gula pasir, susu, tehe, kopi, aneka makanan ringan. Total bantuan perkiraan mencapai puluhan juta rupiah.

 

Dapur umum

Dalam tayangan video yang diunggah Senin (4/1), M Qomarul Adib menjelaskan, untuk membantu warga NU Peduli juga telah mendirikan posko di Desa Setro Kalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus. Wilayah tersebut juga terkena dampak banjir, meski kondisi banjir mulai surut.

 

Terlihat ibu-ibu tengah memasak dan membungkus nasi serta lauk yang akan dibagikan kepada warga. Para relawan terdiri dari anggota IPPNU, Fatayat NU, Muslimat NU.

 

Dapur umum menempati rumah tokoh setempat Abdul Rasyid. Ia menegaskan hadirnya posko NU Peduli untuk ngopeni (melayani) warga yang terkena dampak banjir. Disampaikan ada warga yang rumahnya tidak terkena banjir, namun tanamannya rusak.

 

"Dengan adanya dapur umum (beban) masyarakat juga lebih ringan," ujarnya.

 

Makanan yang diberikan kepada warga terdampak sebanyak tiga kali sehari menjangkau seluruh anggota keluarga yang rumahnya terkena banjir. Namun bagi warga yang rumahnya tidak kemasukan air, banyaknya makanan yang dibagikan berjumlah dua bungkus. "Ada 664 jiwa yang terdampak," kata Abdul Rasyid.

 

Makanan yang disiapkan di dapur tersebut juga dibagikan kepada warga Desa Banget yang rumahnya terkena dampak banjir. Karena banjir sudah langganan, warga sudah terbiasa dan tidak mau diungsikan, kecuali warga di Dukuh Karangturi.

 

"Di Setro Kalangan ini ada tiga dukuh, (yaitu) Setro, Kalangan, dan Dukuh Karangturi. Kondisi sudah surut tidak kena dampak banjir tapi akses keluar tidak bisa sehingga tetap dibantu dengan nasi bungkus," ungkapnya.


Ia berharap Posko NU Peduli tetap dipertahankan di dusun tersebut untuk mengantisipasi datangnya banjir.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan