Daerah PEDULI COVID-19

NU Pati Gandeng Dinkes Bantu Kesiapan Pesantren Hadapi New Normal

Rab, 8 Juli 2020 | 06:30 WIB

NU Pati Gandeng Dinkes Bantu Kesiapan Pesantren Hadapi New Normal

Para santri putri di sebuah pesantren bersiap mengaji. (Foto: Dok. NU Online)

Kudus, NU Online
Menghadapi tatanan normal baru (new normal), pesantren di Pati disiapkan untuk aktif kembali. Persiapan ini dibahas dalam webinar yang diselenggarakan Satgas NU Peduli Covid-19 dan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kabupaten Pati, Selasa (7/7) malam.


Webinar bertema ‘Kesiapan Pesantren di Kabupaten Pati Menghadapi Era Adaptasi Kebiasaan Baru dari Tinjauan Teknis dan Kebijakan’ tersebut menghadirkan pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Hartotok. Ia menjelaskan sejumlah syarat pesantren untuk dapat kembali aktif di masa pandemi.


“Utamanya berada dalam kawasan aman dari Corona (Covid-19), mempunyai izin operasional dari Kemenag atau berbadan hukum, telah membentuk tim gugus tugas penanganan Covid-19 di pesantren, bersedia melaksanakan protokol kesehatan,” jelasnya.


Totok, sapaan akrabnya, menjelaskan beberapa persiapan yang harus dilakukan santri sebelum kembali ke pesantren. Antara lain, santri harus memeriksakan diri ke Puskesmas, membawa masker minimal 10 buah, membawa peralatan shalat yang mudah untuk dicuci, membawa alat makan, alat mandi, dan hand sanitizer untuk keperluan pribadi.


Selain itu, lanjut dia, pihak pesantren juga wajib melakukan berbagai hal dalam mencegah penyebaran virus di lingkungan pesantren. Pesantren harus mengkoordinasikan dengan tim gugus tugas Covid-19 di pesantren.


“Kemudian menyusun jadwal kedatangan santri. Menjamin lingkungan pesantren bersih dan sudah dilakukan penyemprotan. Memberikan perhatian khusus bagi santri yang masuk dan keluar,” terang Totok.


Satgas Pesantren
Hal senada juga disampaikan oleh tenaga ahli kesehatan lingkungan, Ahmad Qosim. Ia menyebutkan akan dibentuk satgas pesantren dan pos pesantren untuk menanggulangi penyebaran Covid-19.


“Karena penyebaran virus di Kabupaten Pati sudah semakin menurun,” tandasnya.


Ia mengungkapkan, Selasa (7/7) kemarin sekitar tujuh pesantren telah diberikan izin untuk membuka dan aktif kembali oleh pemerintah daerah Pati. Antara lain, Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan, Maslakul Huda Kajen, Raudlatul Falah Gembong, Al-Hamidiyah Bulumanis, Yanbu'ul Qur'an Wedarijaksa, dan Mansajul Ulum Cebolek. 


Qosim berharap, masyarakat ikut membantu untuk melancarkan berlangsungnya kegiatan mengaji di pesantren. “Mumpung pesantren masih bisa menerima titipan kita,” jelasnya.


Dalam webinar yang disiarkan langsung melalui Zoom Meeting dan Youtube Cantrika Foundation, juga mengundang pengurus RMINU Pati, H Liwa Uddin. Menurut dia, perlu adanya kerja sama untuk menyiapkan pesantren aktif kembali.


“Harus ada kesadaran orang tua ketika membaca surat dari pengasuh untuk mengkarantina diri. Selain itu, juga dari pihak puskesmas dan pemerintah daerah.  Semua harus mendukung,” jelasnya.


Pesantren, lanjut dia, telah membawa nama baik Kabupaten Pati. Sehingga sudah sepatutnya pihak lain turut serta mengawal, mengayomi, dan memberi jalan untuk pesantren terus aktif. Dalam acara yang dimoderatori Adimas Ramadhan itu juga dihadir pula perwakilan Bupati Pati, H Mukhtar. 


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori