NU Jateng Sosialisasikan Hasil Munas-Konbes NU

Semarang, NU Online
Setiap bulan, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mengadakan Lailatul Ijtima'. Begitu pula pada bulan November kali ini, selain membaca dziba' dan  Ratib Al-Attas, momentum Lailatul Ijtima’ juga digunakan untuk  mensosialisasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) yang berlangsung di gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kemarin (1-2/11).
<>
Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, Drs. H. Abu Hafsin Umar, MA Ph. D menjelaskan terdapat  tiga komisi dalam Munas dan Konbes NU kemarin. Antara lain, Komisi Bahtsul Masail, Organisasi dan Rekomendasi.

“Untuk hasil Komisi Bahstul masail akan disampaikan Rois Syuriyah dan untuk hasil komisi organisasi dan rekomendasi akan  dipaparkan pada 15 November mendatang di Hotel Metro,” ujarnya.

Rois Syuriyah PWNU Jateng, KH. Ubaidullah Shodaqoh menambahkan, dalamBahstul Masail terdapat tiga hal yang dibahas yaitu masalah Khilafah, Ijahadh atau Isqot (aborsi) dan Ahlul Halli Wal Aqdi.

"Ketika akan melangkah itu pertama yang ada di dalam frame kita adalah bagaimana hukumnya. Sebelum melangkah ada pertanyaan bagaimana hukumnya. Lah, bagaimana hukumnya itu ada dalam Bahtsul Masail. Inilah ciri khas dari kita kalangan Nahdliyin,” ungkap Gus Ubed sapaan akrab beliau.

Gus Ubed menyinggung tentang model pemerintahan yang ada saat ini dan menjelaskan bahwa kalangan pesantren memiliki kitab acuan dalam pembahasan mengenai Ahlul Halli Wal Aqdi yakni Kitab Al-Ahkam As-Sulthaniyyah karya Al-Mawardi.

“Khilafah sebagai sistem tidak merupakan kewajiban sedangkan yang terpenting adalah khilafah dalam bentuk definisi. Mencari pemimpin hakikatnya untuk menjaga agama dan mengatur dunia. Sehingga, dari kesimpulan ini NU sepakat Presiden kita kali ini adalah kholifah kita juga,” jelasnya.

Setelah dijelaskan panjang lebar tentang hasil Komisi Bahstul Masail, acara Lailatul Ijtima' ini diakhiri dengan pembacaan Surat Al-Ashr dan mushofahah seluruh peserta. (M. Zulfa/Mahbib)