Daerah

NU Jateng Minta Pesantren Tetap Jalankan KBM Sesuai Protokol Kesehatan

Ahad, 27 September 2020 | 11:00 WIB

NU Jateng Minta Pesantren Tetap Jalankan KBM Sesuai Protokol Kesehatan

Sekretaris PWNU Jateng, H Hudallah Ridwan Naim (kiri) (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Semarang, NU Online

Informasi dari Kementerian Kesehatan RI yang menyebutkan bahwa di Jawa Tengah muncul klaster Covid-19 di lingkungan pesantren sehingga harus dihentikan kegiatan belajar mengajarnya perlu dikonfirmasi sekaligus diluruskan.

 

Sekretaris PWNU Jawa Tengah H Hudallah Ridwan Naim mengatakan, para pengasuh pesantren dan pengelola madrasah diniyah dan TPQ yang lokasinya berada di tengah masyarakat atau mushala dan masjid diharapkan tetap tenang dan terus menjalankan KBM dengan memenuhi protokol kesehatan.

 

"Menjaga kesehatan dan mencegah meluasnya Covid-19 itu penting, tetapi menjaga moral santri melalui kegiatan pembelajaran agama itu juga tidak kalah penting, apalagi di luar aktivitas pembelajaran santri juga berlangsung berbagai  aktivitas secara normal," jelasnya.

 

Dikatakan, apa yang diiformasikan Staf Khusus Kementerian Kesehatan RI Maria Mubarika beberapa waktu lalu melalui media mengatakan di Jateng muncul klaster Covid-19 di lingkungan pesantren, karena itu kegiatannya perlu segera dihentikan sebagai warning agar pesantren lebih ketat lagi menerapkan protokol kesehatan.

 

"Saya yakin para pengasuh pesantren sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jika masih ditemukan ada santri yang terpapar Covid-19 tetap dirawat dengan baik sesuai aturan yang berlaku," tegasnya, Ahad (27/9).

 

Wakil Ketua PW GP Ansor Jateng, Ngainur Richadi (Foto: Samsul Huda)

 

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah Ngainur Richadi mengatakan, memang ada sejumlah santri di dua pesantren di daerah Banyumas yang terkonfirmasi positif, padahal di Jateng ada ribuan pesantren. 

"Data itu tidak bisa direpresentasikan pesantren di Jateng," kata Richard kepada NU Online di Semarang.

 

Menurutnya, pernyataan itu perlu segera diluruskan karena dampak negatifnya besar, tidak hanya  memunculkan kegelisahan kalangan pesantren yang sudah menjalankan aktivitas KBM dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat, tetapi juga kalangan santri pada madrasah diniyah dan TPQ.

 

"Dari pernyataan itu sudah ada Kantor Kemenag di salah satu kabupaten/kota di Jateng yang mengeluarkan edaran agar aktivitas KBM Madrasah Diniyah dan TPQ yang berada di tengah-tengah masyarakat dihentikan aktivitasnya," ungkapnya.

 

Padahal lanjutnya, di jalan-jalan, pasar, mall, di area publik lainnya aktivitas berlangsung secara normal. Karena itulah PW Ansor Jateng akan mengambil langkah melakukan koordinasi dengan pemangku kebijakan di Jateng agar tidak gegabah dengan menutup aktivitas pesantren.

 

"Kepada para kiai dan santri diharapkan tetap tenang. KBM yang sudah berlangsung supaya tetap dilanjutkan tentu dengan selalu berupaya semaksimal mungkin memenuhi protokol kesehatan dan untuk sementara meninggalkan tradisi cium tangan kiai dan salaman sesama santri. 

 

"Tidak mencium tangan kiai selama pandemi covid 19 itu adalah bagian dari ikhtiar santri dalam menjaga kiainya dari ancaman Covid-19, tidak salaman dengan sesama santri juga termasuk menjaga keselamatan sesama santri. Kami berharap untuk sementara perilaku ini dipahami dan dimaklumi," tutur Richard yang juga politisi NU anggota DPRD Jateng.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz