Daerah

NU Banyuwangi Selangkah Maju, Buat Studio dengan Fasilitas Podcast

Sel, 7 Juli 2020 | 07:00 WIB

NU Banyuwangi  Selangkah Maju, Buat Studio dengan Fasilitas Podcast

Ketua PCNU Banyuwangi, Jawa Timur, KH Ali Makki Zaini saat mencoba siaran di studio NUcast. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Banyuwangi, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi, Jawa Timur tidak pernah paceklik ide untuk mengembangkan dakwah sekaligus mengabdi kepada masyarakat.  Kali ini NU yang terletak di ujung timur pulau Jawa itu, mendirikan studio NUcast. Peluncurannya dilakukan oleh Ketua PCNU Banyuwangi, KH Ali Makki Zaini di kompleks kantor NU setempat, Senin, (6/7) malam.


NUcast  akan mengudara  dengan menggunakan fasilitas podcast. Podcast  adalah siaran non-streaming yang disampaikan melalui audio. Bisa dikatakan mirip dengan radio, tetapi juga memiliki perbedaan yang nyata dengan radio. Sebab, podcast adalah berkas digital berupa audio yang pendengarnya diharuskan untuk mengunduh terlebih dahulu guna bisa mendengarkan audio tersebut. Podcast memang masih terasa asing di telinga masyarakat, sehingga apa yang dilakukan oleh NU Banyuwangi itu termasuk langkah maju.


“Dunia digital sangat pesat perkembanganya,  saya yakin ke depan podcast akan booming,” ujar Direktur NU Online Banyuwangi, Anang Lukman Nawawi di sela-sela peluncuran NUcast.


Ia menegaskan bahwa peluncuran NUcast tersebut merupakan upaya NU Banyuwangi untuk berkiprah, mengembangkan dakwah dan meningkatkan pengabdian kepada masyarakat melalui fasilitas audio non streaming itu. Dikatakan Anang, saat ini peminat radio mulai berkurang. Generasi milenial lebih cendrung beralih ke media sosial dan konten video. Namun pesoalannya, media sosial sudah terlalu banyak ‘sampah’, sementara untuk membuat konten video dengan  program NU dan pesan-pesan dakwah misalnya, tidak begitu gampang.


“Maka media poadcast, saya kira cukup sederhana dan gampang,” terangnya.


Sementara itu, KH Ali Makki Zaini berharap agar  pengelola NUcast  tidak monoton dalam  mengembangkan program-programnya. Namun harus mampu menghadirkan konten yang eksklusif tapi Inklusif serta menjangkau semua kalangan. Eksklusif  yaitu beda dengan yang lain, tapi isinya inklusif serta menjangkau semua kalangan.


“Istilah saya, pengelola NUcast jangan berada di zona yang nyaman, tapi berada di zona yang tidak nyaman. Peribahasa Arab di pesantren-pesantren mengatakan kholif  tu’rof, yang artinya you harus berbeda dulu baru you dikenal orang,” jelasnya.


Di tempat terpisah, Sekretaris PCNU Banyuwangi, Gus Saifudin Zuhri menyatakan yakin NUcast akan mendapat  tempat di hati masyarakat asalkan dikelola dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan pengelola yang dibuktikan dengan pembuatan konten-konten menarik dan berkualitas, diyakini akan menarik minat masyarakat untuk  lebih dekat dengan NUCast.


“Kita harus mulai belajar untuk profesioal dalam menangani apapun. Sebab, profesionalitas kita sangat menentukan cara pandang masyarakat  terhadap kita,” ungkapnya.


Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi