Daerah

Ngububurit Sambil Diskusi

NU Online  ·  Ahad, 29 Juli 2012 | 12:15 WIB

Brebes, NU Online
Ada banyak cara yang ditempuh generasi muda dalam menunggu saat berbuka puasa. Ada yang duduk ditepi laut, berkeliling sepeda, nongkrong di alun-alun sampai diskusi mencari solusi. Seperti yang dilakukan Pengurus Kecamatan (PK) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Tanjung Brebes, seraya menanti berbuka puasa menggelar diskusi kepemudaan Sabtu (28/7).<>

Diskusi yang mengambil tema Pemuda Idaman Kabupaten Brebes itu, mendatangkan nara sumber Mantan Asisten 1 Sekretaris Daerah (Sekda) Brebes Drs HM Supriyono, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Brebes Drs Atmo Tan Sidik dan Anggota DPRD dari Partai Hanura Waidin.

Dalam diskusi yang dipandu Ketua PK KNPI Tanjung Azis Muslim SPdI, mengangkat persoalan pemuda masa kini yang gamang dengan idealisme. Banyak pemuda yang tidak mampu menatap masa depan dengan modal dan kepercayaan sendiri. Akibatnya mudah terombang-ambingkan oleh sesuatu yang instan dan sesaat.

Termasuk dalam persoalan pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), seperti yang diuraikan HM Supriyono, melihat belum maksimalnya peran pemuda dalam mewarnai penyelenggaraan Pilkada Brebes 7 Oktober mendatang. Masih banyak pemuda dan masyarakat terjebak dengan paradigma lama yang kolot dan mementingkan diri sendiri. 

“Padahal, lunturnya kepercayaan diri, akan membawa pada lemahnya kemandirian,” terang Supriyono.

Dia menyayangkan, munculnya figur yang lemah dalam SDM namun hanya membanggakan pada kemampuan orang tuanya, bukan dirinya. Karena beranggapan dengan sejumlah uang akan menarik simpati para pemilih nanti. “Idiom wani piro, telah membius dan meracuni mental masyarakat Brebes, termasuk generasi mudanya,” ujarnya.

Ada kesombongan yang mencuat, lanjut Supriyono, hanya dengan uang segalanya bisa dibeli. Termasuk membeli suara pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Brebes. 

Untuk itu, pemuda harus berani mendobrak prilaku ‘menjual suara’ yang sama halnya menjual harga diri dan kehormatan pemuda. 

Alumnus UGM itu menyarankan, agar generasi muda berpegang teguh pada ketentuan dan kehendak Allah SWT. Tidak ada kekuatan yang mampu menggoyahkan ketentuan Sang Kuasa, Allahurobbi. Kisah diutusnya Nabi ke muka bumi adalah untuk menguatkan ahlak, memperkokoh jati diri. “Nabi merombak tatanan sosial dari jahiliyah ke ilmiah, bukan dengan jual beli suara. Tapi dengan kekuatan moral dan akhlak Nabi yang mulia, Al Amin yang bisa dipercaya,” tandasnya. 

Senada dengannya, Atmo Tan Sidik menjelaskan kalau pemuda idaman itu harus mampu tampil dalam perubahan sosial sebagai creative minority. Dengan cara menguatkan iman, ilmu, moral dan tekad. 

Selain itu, pemuda harus yakin betul kalau Al Quran dan Al Hadits menjadi referensi utama dengan mengidentifikasi Nabi Muhammad sebagai figurnya. 

Dalam perjalanannya, pemuda juga mempunyai kewajiban amar maruf nahi mungkar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dengan cara membangun organisasi yang tangguh dengan prinsip administrasi yang rasional serta manajemen yang profesional.

Sedangkan Waidin, dari Hanura mengajak pemuda untuk memanfaatkan momentum hidup berdemokrasi. Dengan jalan berguyub rukun atau berkonsolidasi antar institusi pemuda tanpa memandang latar belakang kepentingan pribadi. Tapi mengutamakan kepentingan masyarakat meskipun harus melalui proses pendewasaan politik. “Aktualisasi politik pemuda, memang masih membutuhkan proses pendewasaan,” ucapnya.

Dengan persiapan diri sejak awal dan tidak perlu minder, dipastikan pemuda akan jadi agen perubahan. “Merubah pola pikir demokrasi yang buruk menjadi yang lebih baik demi kemaslahatan umat,” tandasnya.

Ketua Panitia Penyelenggara Moh M. El Muhtadz Diskusi digelar di Perpustakaan SD Luwungbata 02 Kec Tanjung diikuti lebih dari 50 orang dari unsur PK KNPI, Perwakilan ormas kepemudaan Kec Tanjung Brebes. 

Usai diskusi dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan sholat maghrib berjamaah. 


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Wasdiun