Daerah NU PEDULI YOGYAKARTA

Nahdliyin DIY Salurkan Bantuan Kitab Kuning ke Pesantren Terdampak Banjir

Sen, 15 April 2019 | 22:00 WIB

Nahdliyin DIY Salurkan Bantuan Kitab Kuning ke Pesantren Terdampak Banjir

Kitab kuning di Pesantren Ar-Rahmah, Bantul dikeringkan akibat banjir.

Yogyakarta, NU Online
Hujan deras yang mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 17 Maret 2019 menurut BPBD DIY mengakibatkan 35 desa dan 14 kecamatan terendam banjir. Dari catatan BPBD DIY ada 5.046 warga DIY yang terdampak dengan 4.427 di antaranya adalah warga Bantul. 

Sebagai bentuk kepedulian, NU Care-LAZISNU DIY bersinergi dengan Banser Tanggap Bencana (Bagana), LPBI NU, Muslimat NU, Fatayat NU, dan Banom NU lainnya bersatu padu di bawah naungan NU Peduli bergotong-royong membantu warga terdampak bencana.

"Data dari tim LPBI NU dan Bagana (Banser Tanggap Bencana) DIY tercatat ada sekitar lima orang meninggal, puluhan bangunan, rumah rusak parah," papar Direktur NU Care-LAZISNU DIY, Ulin Nuha, Senin (15/4).

Pascabencana, lanjut Ulin, melalui program kebencanaan NU Care-LAZISNU menyalurkan bantuan ke sejumlah posko yang didirikan oleh Tim NU Peduli.

"Bantuan juga disalurkan ke sejumlah pondok pesantren terdampak banjir, seperti bantuan berupa kitab kuning (turats) ke Pesantren Ar-Rahmah Imogiri, Bantul, pada hari Ahad (14/4)," ujarnya.

Ulin menjelaskan, pesantren yang beralamat di Dusun Tilaman, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul itu adalah salah satu lokasi yang mengalami dampak banjir paling parah.

"Ini (banjir) disebabkan karena lokasinya yang berada di dataran rendah dan tepat beberapa meter dari tepi Sungai Celeng, Imogiri, yang meluap," katanya.

Sementara itu Pengasuh Pesantren Ar-Rahmah, Zuhrotul Jannah, mengungkapkan bahwa meskipun wilayah Imogiri sering diguyur hujan deras biasanya tidak sampai banjir.

"Jadi tidak sempat untuk evakuasi. Akibatnya proses belajar mengajar di pesantren sedikit terhambat karena kitab para santri banyak yang rusak bahkan sebagian besar terbawa arus banjir," ucap Jannah.

Dirinya menuturkan, turats menjadi kebutuhan bagi santri untuk mengaji. Sebagian kitab yang terselamatkan saat ini masih dalam proses pengeringan.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan kitabnya. Dan untuk para donatur maupun pengurus di LAZISNU DIY semoga diberi kesehatan dan keberkahan. Amin," pungkasnya. (Red: Wahyu Noerhadi/Kendi Setiawan)