Pekalongan, NU Online
Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdatul Ulama Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur ingin mendirikan lembaga keuangan mikro syari'ah seperti yang dilakukan PCNU Kota Pekalongan. Pasalnya, tanpa adanya dukungan finansial yag cukup, dipastikan sulit organisasi NU dapat merealisasikan program programnya.
Dengan mendirikan lembaga keuangan mikro, diharapkan organisasi memiliki kemandirian, sehingga tidak mudah diintervensi oleh pihak manapun.
<>
Demikian dikatakan Mohammad Wahyudi Sekretaris Pengurus MWC NU Ngasem yang mewakili rombongan study banding saat bertemu dengan Pengurus Koperasi KSU Nahdlatut Tujjar di PCNU Kota Pekalongan Rabu (13/7).
Lebih lanjut dikatakan, untuk mewujudkan impian itu, pihaknya bersama rombongan ingin melihat dari dekat tentang keberhasilan PCNU Kota Pekalongan mendirikan BMT SM NU yang selama tujuh tahun berhasil memiliki asset tidak kurang dari 24 milyar dan mampu menyumbang organisasi Nahdlatul Ulama secara rutin.
"Apa yang telah dilakukan oleh PCNU Kota Pekalongan dalam membangun gerakan ekonomi layak dicontoh oleh PCNU lainnya dalam memandirikan organisasi," ujarnya.
Dirinya memilih Kota Pekalongan sebagai tempat study banding karena kemampuan mengelola lembaga keuangan mikro berbasis syari'ah. Meski diakui, di banyak tempat ada keberhasilan mengelola BMT dengan asset puluhan milyar, akan tetapi tidak ada yang berkontribusi secara rutin ke organisasi, dan ternyata di Kota Pekalongan berhasil melakukan hal itu.
Sementara itu, Ketua KSU Nahdlatut Tujjar Kota Pekalongan H. Ahmad Rofiq, BA mengatakan, apa yang telah dilakukan KSU Nahdlatut Tujjar adalah semata mata di samping untuk kepentingan mencari keuntungan juga untuk kebesaran Nahdlatul Ulama Kota Pekalongan.
Tanpa itu, ujar Rofiq yang juga Ketua PCNU Kota Pekalongan, sangat sulit mengharapkan partisipasi warga nahdliyyin secara rutin untuk ikut membiayai organisasi, padahal kebutuhannya untuk merawat kantor, biaya rutin hingga pelaksanaan program butuh dana yang cukup besar.
Dirinya bersyukur KSU Nahdlatut Tujjar dengan tiga unit usahanya saat ini berkembang cukup baik dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Dengan modal awal sebesar 50 juta rupiah pada tahun 2004, sekarang telah berkembang menjadi 24 milyar rupiah. Selain itu, koperasi yang memasuki usia 7 tahun ini juga membantu pembangunan gedung aswaja dan biaya rutin bulanan operasional MWC NU yang ada kantor unit BMT SM NU.
Dengn moto 'menepis riba menuai pahala membagi laba, KSU Nahdlatut Tujjar tidak saja mengajak kepada warga nahdliyyin untuk menghindari riba, akan tetapi sebagian keuntungan yang diperolehnya juga disumbangkan ke organisasi tanpa harus diminta.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muis
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua