Daerah

Muslimat NU DKI Siapkan 200 Kader Aswaja untuk Majelis Ta’lim

NU Online  ·  Rabu, 17 Mei 2017 | 07:03 WIB

Muslimat NU DKI Siapkan 200 Kader Aswaja untuk Majelis Ta’lim

Ketua Muslimat NU DKI Jakarta Hj. Hijbiyah Rochim

Jakarta, NU Online 
Pimpinan Wilayah Muslimat NU DKI Jakarta akan membentuk Aswaja Muslimat NU untuk membentuk kader yang memahami Ahlussunah wal-Jama’ah. Kader tersebut bertugas menyampaikan paham keagamaan ala NU di tengah-tengah masyarakat perkotaan. 

Hal itu diungkapkan Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta Hj. Hijbiyah Rochim pada Rapat Kerja Wilayah di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (16/5) yang diikuti 70 pengurus wilayah dan cabang. 

“Aswaja Muslimat NU adalah kader khusus yang digembleng terkait paham-paham Ahlussunah wal-Jamaah. Untuk angkatan pertama, Muslimat NU DKI akan memilih sekitar 200 kader yang akan digembleng untuk pendalaman Aswaja,” katanya.  

Paling tidak, kata putri pendiri NU KH Wahab Chasbullah tersebut, kader Aswaja Muslimat NU bisa menjaga majelis ta’lim di tempat tinggalnya dari paham agama yang radikal dan paham kelompok anti-NKRI. 

“Mereka juga bertugas menjaga dan mendidik putra-putrinya di rumah,” katanya.

Menurut dia, Aswaja Muslimat NU yang khusus pengkaderan pendalaman Aswaja merupakan yang pertama di lingkungan Muslimat.

“Mau disahkan geraknya selepas lebaran. Pelatihan dulu. Khusus 200 orang. Pesertanya dari cabang, guru-guru, ustadzah, pemudi dan Fatayat,” lanjutnya.

Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU Hj. Sri Mulyati mengaku optimis dan berharap banyak akan keberhasilan Aswaja Muslimat NU DKI Jakarta.

Menurut dia, Aswaja Muslimat NU adalah upaya untuk menjaga akidah anggota pengajian di majelis ta’lim yang masih awam. 

“Secara ideologis, ibu-ibu Muslimat NU harus mantap. Kalautidak mantap, mereka gampang dipengaruhi, jadi ragu. Mereka akan diberi tahu ajaran NU yang bersumber dari kitab apa, tokohnya, sejarahnya,” jelasnya. 

Hj. Hijbiyah Rochim menambahkan, kader Aswaja Muslimat NU juga akan diberi pendalaman kebangsaan seperti ideologi NKRI, Pancasila. (Abdullah Alawi)