Daerah

Mulianya Ajaran Nabi di Balik Tradisi Masyarakat Islam Nusantara

NU Online  ·  Rabu, 30 Mei 2018 | 03:30 WIB

Mulianya Ajaran Nabi di Balik Tradisi Masyarakat Islam Nusantara

Punggahan (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online
Katib Syuriyah PCNU Pringsewu, KH Munawir menjelaskan bahwa dalam tradisi NU, sosok kiai sangat memegang peran penting dalam memberikan pelajaran dan tauladan dalam aktifitas kehidupan. Beberapa tradisi yang dianjurkan dan dicontohkan para kiai, bila ditelusuri lebih dalam ternyata merupakan sebuah tuntunan dan ajaran agama yang selaras dengan perintah Nabi SAW.

Sebut saja saat menyambut datangnya bulan puasa Ramadhan. Para kiai mengajak masyarakat berkumpul di masjid melaksanakan kegiatan yang dinamai dengan Punggahan. Adalagi saat masuk sepuluh hari terakhir puasa, tanpa banyak dalil yang harus dijelaskan, para kiai menganjurkan masyarakat untuk membawa shadaqah makanan ke masjid dan mushala untuk berdoa bersama dalam acara yang dinamai Likuran.

"Ini tradisi apa ajaran? Jika ditelaah dengan mendalam, ajakan para kiai dalam tradisi ini ternyata merupakan ajaran mulia Rasulullah SAW. Punggahan merupakan ungkapan kebahagiaan akan datangnya bulan Ramadhan sekaligus mengajarkan kepada masyarakat untuk bershadaqah. Dalilnya apa? Barang siapa senang dengan datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasadnya oleh Allah dari api neraka," jelasnya.

Sementara tradisi Likuran juga merupakan sebuah ajaran dan kesunahan dari Rasulullah  SAW. Likuran merupakan wujud harapan keberkahan datangnya malam lailatul qadr yang lebih utama dari seribu bulan. Wujud harapan ini lanjutnya diwujudkan dengan shadaqah dan persiapan menghadapinya.

"Shadaqah yang diberikan akan berlipat ganda pahalanya ketika diberikan pada malam lailatul qadr. Shadaqah satu kali sama dengan shadaqah 83 tahun. Siapa nggak mau?," tanyanya kepada jama'ah saat kunjungan safari Ramadhan di Masjid Nurul Iman Madaraya Kecamatan Pagelaran Utara, Pringsewu, Lampung, Selasa (29/5).

Inilah bijaknya para ulama dan kiai yang tidak banyak mengeluarkan dalil untuk mengajak masyarakat dalam melaksanakan ajaran agama. Dengan suri tauladan dan sifat tawadhunya, masyarakat pun tidak menanyakan dan mempersoalkan dalil dari perintah sang kiai.

"Fenomena ini sudah mulai bergeser. Sekarang sudah ada yang sedikit-sedikit minta dalil tapi nyatanya amal ibadahnya sedikit," ungkapnya.

Penjelasan terkait hal ini juga ditegaskan oleh Ketua PCNU Pringsewu H Taufik Qurrohim yang mengingatkan seluruh warga NU untuk memegang erat dan melaksanakan fikrah Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah.

"Kuatkan Aswaja. Jangan sampai lepas sampai anak cucu kita. Anak-anak kita harus dibekali dengan ke-Aswaja-an dan ke-NU-an sejak dini dan harus diingatkan terus tatkala mereka jauh dari kita," pesan Mas Taufik, sapaan akrabnya.

Apalagi menurutnya, ketika para generasi muda saat ini kuliah di perguruan tinggi, mereka harus benar-benar dibentengi dari paham Islam transnasional yang banyak bermunculan di kampus-kampus. Secara pelan-pelan generasi muda yang sedang mencari jati diri ini direkrut dan didoktrin dengan paham yang eksklusif ini.

"Kalau tidak punya modal yang kuat, anak-anak kita bisa masuk dan memiliki pemahaman berbeda dengan orang tuanya. Diingatkan terus jangan sampai ini terjadi," tegasnya.

Mas Taufik juga mengingatkan warga NU di Kabupaten Pringsewu khususnya, agar tidak gampang terpengaruh dengan berita-berita yang sering menyerang amaliah dan tokoh NU terutama melalui media sosial. Warga NU harus mampu membedakan mana berita yang layak dikonsumsi dan mana yang hoaks (berita bohong)

"Amaliah NU berat untuk digembosi. Makanya sekarang modusnya adalah menyerang tokoh NU agar warga NU terpecah antara pro dan kontra sehingga mereka berharap NU bisa bubar. Ini harus disadari dan diantisipasi oleh pengurus dan warga NU," pesannya.

Kunjungan safari Ramadhan ini dihadiri oleh seluruh pengurus ranting NU se-Kecamatan Pagelaran utara. Pada kunjungan tersebut juga dilakukan sosialisasi program Kotak Koin Pondasi Akhirat oleh LAZISNU Kabupaten Pringsewu sekaligus penyaluran shadaqah kepada para imam tarawih di Kecamatan tersebut. PCNU Pringsewu juga memberikan kenang-kenangan berupa jadwal shalat abadi, Al-Qur'an serta buku amaliah Aswaja. (Muhammad Faizin)