Daerah

Moderat Saat terima Informasi akan Hindarkan Diri dari Provokasi

Sel, 9 Maret 2021 | 08:27 WIB

Moderat Saat terima Informasi akan Hindarkan Diri dari Provokasi

Fikrah warga NU itu Tawasuth, wasathiyah, moderat, atau tengah-tengah, nggak gampang terprovokasi. Alon-alon asal kelakon, gremat gremet asal selamet (Pelan tapi pasti)

Pringsewu, NU Online
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu H Munawir mengajak masyarakat untuk senantiasa mengedepankan sikap moderat dalam menerima segala informasi yang saat ini mengalir deras tanpa lagi ada batas waktu dan tempat. Sikap moderat ini menjadi ciri khas warga NU yang bisa menjadi jalan selamat dari propaganda dan informasi menyesatkan khususnya di media sosial.


“Fikrah warga NU itu Tawasuth, wasathiyah, moderat, atau tengah-tengah, nggak gampang terprovokasi. Alon-alon asal kelakon, gremat gremet asal selamet (Pelan tapi pasti),” katanya di Pringsewu, Selasa (9/3).


Sikap ini juga yang menjadikan banyak pihak di luar NU kagum dan merasa nyaman bersama Nahdlatul Ulama. Banyak elemen bangsa Indonesia dan juga dunia menjadikan NU sebagai role model paham yang tidak 'grusa-grusu' (terburu-buru) dan menyejukkan umat. Hal ini terbukti dengan telah berdirinya Nahdlatul Ulama di berbagai negara.


“Mari perkuat lagi sikap yang telah diwarisi para ulama kita dan wali songo yang mengedepankan dakwah bil hikmah dan uswatun hasanah yang mampu mendakwahkan isi, bukan hanya diksi,” ajak pria yang juga Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung ini.


Terlebih para kiai dan ulama yang menjadi tempat ‘curhat’ umat harus benar-benar mampu membawa umat kepada kemaslahatan, bukan kemudlaratan. Jika tidak berhati-hati, selektif, dan melakukan tabayun/karifikasi terhadap informasi yang terus mengalir ke smartphone, para kiai yang terpengaruh informasi hoaks akan memberi dampak negatif yang lebih luas dibanding masyarakat biasa.


“Akan banyak mudlaratnya jika ada kiai yang terpapar hoaks atau provokasi di medsos. Yang seharusnya memberi pencerahan, malah harus mendapat pencerahan. Naudzubillah,” tambahnya.


Ia pun mengingatkan bahwa informasi hoaks bisa mempengaruhi siapa saja yang tidak mengedepankan sikap moderat dalam bermedsos. Sikap tidak moderat seseorang ini juga bisa terlihat dari muamalah di media sosial seperti dari apa saja yang di-update dari statusnya ataupun informasi yang dibaginya di grup-grup WA.


Senada dengan H Munawir, Katib Syuriyah PCNU Pringsewu KH Auladi Rosyad mengingatkan kepada para tokoh NU dan para pengurus NU untuk juga mewaspadai berbagai propaganda di media sosial khususnya yang ‘menyerang’ paham Ahlussunah wal jamaah. Media sosial dijadikan kelompok ini untuk mempengaruhi pola pikir umat dengan cara menyalah-nyalahkan, membid'ah-bid'ahkan, bahkan mengkafirkan dan berharap umat akan ikut paham mereka.


“Pertama mereka menyerang amaliah-amaliah Aswaja. Selanjutnya mereka juga menyerang para tokoh-tokoh dengan ujaran kebencian dan pembunuhan karakter melalui media. Jika ini tidak diwaspadai maka orang-orang yang tidak kuat dalam ber-NU bisa jadi ikut arus mereka,” ungkapnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR