Majalengka, NU Online
Karakter dan watak generasi muda antara lain sangat ditentukan oleh bimbingan dan arahan guru saat di lembaga pendidikan formal. Dengan demikian, tugas guru khususnya yang terhimpun dalam Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) untuk memastikan agar generasi muda cinta agama dan bangsa.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, KH Dedi Mulyadi. Harapan disampaikan saat memberikan sambutan pada pelantikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pergunu Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Selasa (20/11).
Pada kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren Darul Ma'arif Cikedung Kecamatan Maja tersebut, Kiai Dedi Mulyadi berharap agar Pergunu senantiasa mengawal generasi penerus bangsa agar mencintai agama dan bangsa.
"Guru merupakan garda terdepan dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia guru NU,” katanya.
Selain itu, KH Dedi Mulyadi mengimbau kepada seluruh guru agar jangan ragu masuk ke Pergunu. “Karena NU sangat komprehensif bukan hanya pendidikan, tetapi NU ikut andil besar dalam membangun negara,” ungkapnya.
Pelantikan PAC Pergunu Kecamatan Maja dipimpin langsung Ketua Pimpinan Wilayah Pergunu Jawa Barat, H Saepuloh.
Turut hadir pada kesempatan itu Ketua PCNU Kabupaten Majalengka dan Ketua Yayasan Darul Ma'arif Cigedung KH Aa Trisnogomo.
Ketua PAC Pergunu Kecamatan Maja, Endin Muhtadin meminta bimbingan dari guru NU serta tokoh yang ada dalam upaya membangun organisasi Pergunu ke arah yang lebih baik.
"Kami sebagai pengurus baru minta dukungan dan bimbingan dari semua masyarakat dan semua sesepuh NU,” kata Endin.
Sementara itu, Ketua PW Pergunu Jawa Barat H Saepuloh meminta agar terjalin sinergi antara lembaga dan Banom untuk membangun sumber daya manusia NU melalui pendidikan.
"Dengan terjalinnya sinergi antar Banom dan lembaga NU diharapkan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal bisa menjadi tempat kaderisasi NU," tutur Saepuloh.
Lebih lanjut Saepuloh berharap guru-guru yang tergabung di Pergunu bisa membentuk peserta didik yang berkarakter NU. “Sehingga bisa mensyiarkan Aswaja an-Nahdliyah sebagai representasi dari Islam rahmatan lil 'alamin,” pungkasnya. (Awis S/Ibnu Nawawi)