Bojonegoro, NU Online
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Unggulan Wali Songo desa Sumuragung kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro menyelenggarakan kegiatan Camping dan Outbond II, Ahad (23/12).<>
Kegiatan rutin yang digagas oleh sie kesiswaan madrasah milik Majlis Wakil Cabang (MWCNU) kecamatan Sumberrejo tersebut mulai dilebarkan sampai pada kelas bawah.
Kegiatan semacam ini sudah pernah dilakukan pada tahun ajaran sebelumnya, bertempat di gunung Drajat kota Lamongan. Namun tahun sebelumnya hanya pada kelas atas. Sehingga banyak wali siswa merasa kasihan ketika putra-putrinya berangkat mengikuti kegiatan yang diadakan setiap menyambut liburan semester ganjil tersebut.
“Sebenarnya kegiatan ini bukan hanya sekedar rekreasi, kegiatan ini merupakan ajang memupuk karakter anak didik. Banyak dijumpai anak didik yang yang mempunyai EQ (emotional Question), SQ (Spiritual Question) yang bisa dikembangkan lebih baik lagi, dan inilah kesempatan terbaik bagi anak didik MINU Unggulan Wali Songo untuk mengembangkannya,” kata Ahsanul Amilin Ketua kegiatan Camping dan Outbond jilid 2 yang juga menjadi ketua pada kegiatan Camping dan Outbond I.
“Semoga karakter-karakter anak yang didik yang selama ini belum nampak sedikit-demi sedikit muncul dan mampu memberikan warna bagi/pengaruh baik kepada teman-temannya,” ujarnya.
Camping dan Outbond pernah dilakukan di gunung Drajad Lamongan tahun kemaren. Acara yang dikemas dengan fun serta berbasis pendidikan alam ternyata mampu merubah mindseat (pola pikir) anak didik dalam memahami segala sesuatu.
“Alhamdulillah akhirnya kegiatan ini diadakan kembali, semoga lebih heboh dan menarik. Walaupun tidak berkunjung dan berziarah ke Maqbaroh Waliyulloh Sunan Drajad serta Museum seperti di Komplek makam sunan Drajad dulu tapi kami tetap senang karena kami akan bisa lebih banyak mengerti budaya/kekayaan kota kami,” kata Moh Alfian Hidayat Wakil tim karakter Kelas V yang juga selalu langganan peringkat 3 besar dikelasnya.
Kegiatan Camping dan Outbond II kali ini rutenya meliputi kunjungan karya ke Bendungan Gerak Bojonegoro yang baru selesai beberapa bulan terakhir pengerjaannya, setelahnya menuju ke Khayangan Api, wisata Alam satu-satunya di Propinsi Jawa Timur yang mengeluarkan Api abadi, setiap ada PON di jawa timur/multi even lainnya, api dari Khayangan Api ini selalu diambil sebagai pralambang semangat yang tiada pernah padam.
Peserta lalu menuju ke petilasan Angling Dharma dan di tutup di Kebun Buah Belimbing, adapun temanya yaitu “GO...GO...Love the culture and nature Bojonegoro”. Tujuannya untuk semakin mengenalkan kekayaan budaya dan alam yang dimilki kota sendiri, maklum meskipun berada di wilayah sendiri yaitu disekitaran Kecamatan kalitidu, banyak anak-anak didik MINU unggulan Wali Songo belum tahu maupun berkunjung kesana. Hal inilah yang memacu pihak sekolah untuk mengangkat tema ini.
“Kami ingin generasi-generasi Bojonegoro ini nantinya lebih mencintai wilayahnya, biarpun sudah menjadi pengusaha maupun bisnismen di luar daerah maupun mancanegara paling tidak mereka mampu bercerita dengan bangga akan akar leluhurnya kepada teman-temanya, selanjutnya semoga kegiatan ini memang bermanfaat bagi masa depan anak-anak didik MINU unggulan Wali songo,” tutup Mariyanto, selaku kepala madrasah yang juga menjabat Sekretaris MWC NU Sumberrejo.
Camping dan Outbond II diberangkatkan dari Halaman Madrasah jam 06.00 WIB oleh kepala madrasah ibtidaiyah Nadlotul Ulama unggulan Wali Songo dengan mengendarai dua kendaraan Bus. Dan satu kendaraan pribadi milik madrasah ibtidaiyah yang satu komplek dengan masjid Jami’ Wali Songo desa Sumuragung kecamatan Sumberrejo tersebut.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muhammad Satria
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
4
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua